Periset BRIN Usulkan Jakarta Ciptakan Budaya K-Pop ala Betawi

Periset BRIN Usulkan Jakarta Ciptakan Budaya K-Pop ala Betawi

Periset BRIN usulkan Jakarta ciptakan budaya Betawi ala K-Pop-Foto: Ondel-ondel dan Tanjidor, salah satu kebudayaan Betawi Jakarta-Sumber: Seni Budaya Betawi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID-Kepala Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN, Sastri Sunarti mengusulkan JAKARTA lahirkan kebudayaan ala K-Pop Betawi. 

Hal ini disampaikan dalam diskusi Pengembangan Riset dan Inovasi dalam Penguatan Jakarta sebagai Kota Global di Gedung BJ Habibie, Selasa 20 Februari 2024. 

"Mengenai pembinaan generasi muda saya kira ini juga sudah banyak dilakukan tapi mungkin lebih memberikan dan menguatkan lagi skill kepada mereka. Misalnya seperti Jepang atau Korea dengan budaya-budaya K-popnya. Kita juga bisa menciptakan K-pop ala betawi, saya kira kenapa tidak?," ujar Sastri. 

BACA JUGA:ASEAN Tourism Award: Jakarta Raih Mice Venue, Surabaya dan Balikpapan Clean Tourist City

Menurut Sastri, pengembangan kebudayaan saat ini lebih dipandang kerap menghabiskan anggaran. 

Padahal, dengan gaya yang seperti Ananta Rupa ada satu perusahaan anak muda yang mengambil dari riset kami tentang misalnya ikon budaya dari Majapahit kemudian menjadi game war yang sangat keren dan mampu mendapatkan penghasilan . 

"Jadi budaya bukan berarti tidak ada duitnya, sering kali kita berpikir budaya ini cuma menghabiskan duit, tapi kalau sebenarnya diolah ternyata budaya itu sangat kaya menurut saya. Nah ini potensi ini yang harus digali kembali," ungkapnya.

BACA JUGA:Tips Liburan Irit dengan Tiket Hemat Jakarta-Palembang Hanya Rp100 Ribu

Di sisi lain, Sastri memberikan paparan mengenai pelestarian budaya Betawi di era modern. 

Dia menyampaikan bahwa budaya Betawi sering kali terpinggirkan pada masa Orde Lama (Orla) dan Orde Baru (Orba), di mana pemerintah pada masa itu cenderung menonjolkan keberagaman etnis dengan mengabaikan keberadaan budaya lokal seperti budaya Betawi. 

Namun, ia menegaskan perlunya pendekatan ulang terhadap pelestarian budaya Betawi dalam konteks perkembangan Jakarta sebagai kota global.

"Pendekatan baru perlu dipertimbangkan untuk memperkuat identitas lokal masyarakat Betawi dan mengatasi perasaan keterpinggiran yang mungkin dirasakan. Kita perlu melakukan riset-riset terkait pelestarian budaya yang melibatkan pemerintah, lembaga budaya, dan masyarakat Betawi sendiri," ungkapnya.

Sastri juga menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi masyarakat Betawi.

BACA JUGA:Siap-siap! Pemprov Bakal Matikan NIK Warga DKI yang Sudah Tak Tinggal di Jakarta Mulai Maret 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: