Bahaya! Resesi Seks di China Meningkat, Warga Pilih Pacaran dengan Robot AI

Bahaya! Resesi Seks di China Meningkat, Warga Pilih Pacaran dengan Robot AI

Resesi seks China semakin meningkat, hal ini disebabkan banyak warganya yang enggan berhubungan dengan lawan jenis terutama dengan pasangannya.--Pinterest

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - China dikabarkan sedang mengalami krisis seksual atau lebih dikenal dengan istilah resesi seks.

Hal tersebut terbukti dari laporan mengenai penurunan angka pernikahan dan kelahiran yang disebabkan banyak warganya yang tidak berminat untuk menikah.

Bahkan yang lebih menyedihkannya lagi, banyak masyarakat China lebih memilih untuk berpacaran dengan manusia yang tidak nyata alias menjalin hubungan asmara dengan robot ciptaan AI (Artificial Intelligence).

Tentu kondisi tersebut menjadi kekhawatiran dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah dan patut diwaspadai dengan negara-negara lain.

BACA JUGA:Resesi Seks Bikin Xi Jinping Pusing, Ekonomi China dalam Bahaya

Resesi seks atau krisis seksual yang terjadi di China, pada umumnya terjadi akibat penurunan mood untuk melakukan hubungan seksual, yang berpengaruh pada tingkat keinginan untuk menikah, dan juga memiliki keturunan dari hasil pernikahannya.

Pada akhirnya, terjadilah penurunan populasi pada suatu negara khususnya yang terjadi di China yang mengakibatkan resesi seks tersebut.

Beragam alasan yang menjadi resesi seks meningkat dan bahkan untuk sebagian kalangan memang sengaja untuk membiarkan hal tersebut.

Adapun alasan yang menjadi umum adalah biaya perawatan dan pendidikan yang terus menerus meningkat. Sementara masyarakatnya hanya berfokus pada karir pekerjaan dan keuangan untuk kehidupannya dibandingkan dengan kebutuhan biologisnya.

Terlebih di masa sekarang ini, dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih menyebabkan kemudahan untuk mendapatkan kesenangan selain melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis terutama pada pasangannya.

Sudah banyak platform atau cara untuk mereka mengeluarkan atau melampiaskan hasratnya lewat virtual dibandingkan secara nyata.

Ternyata, hal ini juga diterapkan oleh para warga China yang masih mempunyai pandangan sendiri tentang seks. 

Masyarakat di China menganggap kegiatan berhubungan adalah kegiatan yang membutuhkan banyak tenaga yang bisa menyebabkan kelelahan. Dan pada akhirnya mengambil jalan pintas dengan melakukan secara 'manual' adalah solusinya.

Tak menutup kemungkinan jika setiap manusia juga membutuhkan pasangan dalam hidupnya. Namun bagi warga negara China, mereka sudah cukup memiliki pacar dari chatbot di aplikasi bernama Glow dan Wantalk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: