PBB: '300.000 Warga Palestina di Bagian Gaza Utara-Tengah Terancam Kelaparan!'
Potret seorang anak kecil di Gaza yang sedang kelaparan.-Foto: Instagram.com/james_unicef-
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan terakhir kali badan tersebut diizinkan mengirimkan pasokan ke wilayah tersebut adalah lebih dari dua minggu lalu pada tanggal 23 Januari.
Badan-badan lain yang memberikan bantuan kemanusiaan juga melaporkan adanya hambatan dalam mengirimkan bantuan ke wilayah Palestina, yang diserang Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.
“Sejak awal tahun ini, setengah dari permintaan misi bantuan kami ke utara ditolak. PBB telah mengidentifikasi kantong-kantong di Gaza utara dengan kondisi banyak warga berada di ambang kelaparan. Setidaknya 300.000 orang yang tinggal di wilayah tersebut bergantung pada bantuan kami untuk kelangsungan hidup mereka,” tulis Lazzarini di X.
Lebih dari separuh penduduk Gaza yang diperkirakan berjumlah 2,4 juta jiwa kini memadati kota Rafah di selatan. Namun, banyak yang masih tinggal di Gaza tengah dan utara.
BACA JUGA:
- Yuk Cek! Ini Cara Mudah Ketahui Dapat Bantuan Pemerintah BLT Mitigasi atau Tidak
- Program Makan Siang Siswa di Sekolah Diremehkan, Prabowo: Itu akan Buat Anak Indonesia Kuat dan Cerdas
Kepala Badan Kemanusiaan PBB OCHA di Gaza, Georgios Petropoulos, mengatakan, wilayah tersebut sedang berubah menjadi gurun kelaparan dan keputusasaan.
Thomas White, direktur urusan UNRWA di Gaza, mengatakan saat ini ada “kekhawatiran besar” mengenai serangan yang akan terjadi di Rafah, tempat badan tersebut bermarkas di seluruh Jalur Gaza.
“Akan sangat sulit mengelola operasi bantuan jika kami harus pindah dari Rafah. Kami sedang berjuang untuk memenuhi permintaan masyarakat saat ini,” katanya kepada Al Jazeera.
“Jika ada ratusan dan ratusan ribu orang yang berpindah lagi, kami tidak memiliki sumber daya untuk mendukung mereka tetapi juga secara operasional kami tidak akan dapat menjalankan operasi secara efektif dan aman dari kota yang sedang diserang oleh tentara Israel,” pungkasnya.
World Central Kitchen, sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan bantuan makanan, juga melaporkan bahwa mereka hanya bisa mencapai Gaza utara dalam jumlah terbatas setiap minggunya.
Mereka kini menggunakan dua truk, satu mengangkut makanan untuk rumah sakit, dan satu lagi mengantarkan makanan kepada orang banyak di rute tersebut.
BACA JUGA:
- Program Makan Siang Siswa di Sekolah Diremehkan, Prabowo: Itu akan Buat Anak Indonesia Kuat dan Cerdas
- Ajakan Anies kepada Pendukungnya Datang ke JIS: Kampanye Akbar Tanpa Tiket
“Mencegah akses berarti mencegah bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa. Dengan kemauan politik yang diperlukan, hal ini dapat dengan mudah dibatalkan,” tulis Lazzarini.
Namun, Israel berpendapat bahwa Hamas, yang menguasai Gaza, mengalihkan bantuan kemanusiaan untuk kepentingannya sendiri guna memperpanjang konflik yang telah berlangsung lima bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: