Rusia Mengutuk Serangan AS ke Irak dan Suriah hingga Tewaskan 39 Orang
Rusia mengutuk keras serangan AS ke irak dan Suriah yang menewaskan puluhan orang-Foto: TASS-
MOSKOW, RADARPENA.CO.ID- Rusia mengutuk keras serangan udara Amerika Serikat (AS) ke Irak dan Suriah pada Jumat 2 Februari 2024 malam.
Serangan tersebut menewaskan 39 orang. Serangan itu menargetkan 85 lebih lokasi Garda Revolusi Iran serta kelompok-kelompok milisi pendukungnya.
Rusia mendesak Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat untuk membahas serangan tersebut.
BACA JUGA:Swedia Panik, Pemerintahnya Warning Terseret Perang Rusia-Ukraina
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova juga menyoroti serangan AS dan Inggris ke Yaman untuk mengincar kelompok Houthi.
"Kami mengutuk keras tindakan agresi terang-terangan baru AS-Inggris terhadap negara-negara berdaulat. Kami mengupayakan peninjauan segera terhadap situasi saat ini di Dewan Keamanan PBB," kata Zakharova seperti dilansir Sputnik, Minggu 4 Februari 2024.
Dia menambahkan AS dan Inggris mengabaikan hukum internasional dengan menyerang negara-negara tersebut. Serta berusaha menyeret negara-negara besar di kawasan ke dalam konflik.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan telah meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Senin 5 Februari 2024. Ini untuk membahas serangan mematikan AS ke Irak dan Suriah.
BACA JUGA:Iran - AS di Ambang Perang, Konflik Memanas di Timur Tengah
"Rusia baru saja menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional akibat serangan AS terhadap Irak dan Suriah. Pertemuan tersebut diperkirakan akan diadakan pada pukul 16.00 (EST) pada 5 Februari," ujarnya.
Sebelumnya kecaman keras juga datang dari Irak dan Iran. Irak marah besar dengan menyebut serangan itu sebagai pelanggaran yang terang-terangan terhadap kedaulatan wilayahnya.
Irak juga membantah sudah mendapat pemberitahuan dari AS soal serangan itu. Serangan AS, kata dia, mengincar pangkalan militer Irak di wilayah Akashat dan Al Qaim serta lingkungan sipil di dekatnya.
"Pemerintahan Amerika melakukan agresi baru. Terhadap kedaulatan Irak," kata Awadi, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Irak INA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: