Siap-Siap Tangani Caleg Depresi Gagal Pileg, Dinkes Banten Gandeng RSJ Grogol
Dinkes Provinsi Banten bekerjasama dengan RSJ Grogol untuk menampung caleg depresi gagal dalam Pileg 2024.-Foto: RSJSH (RSJ Grogol)-
BANTEN, RADARPENA.CO.ID-Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi BANTEN menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Jiwa dan Keterhantungan Obat (RSJKO) RS Jiwa Dr. Soehato Heerdjan atau Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol di Jakarta.
Kerjasama itu dijalin dengan guna menanggani calon legislatif (caleg) yang depresi imbas dari Pemilihan Legislatif (Pileg) yang digelar pada 14 Februari 2024 nanti.
Kepala Dinkes Banten dr. Ati Pramudji mengatakan, di Banten sendiri belum ada rumah sakit khusus yang menanggani orang dalam masalah jiwa maupun caleg yang depresi.
BACA JUGA:Sri Mulyani Tetapkan Gaji Honorer DKI Jakarta Lebih Tinggi dari PNS Golongan 1A-4A
"Jika terdapat caleg yang mengalami masalah kejiwaan dampak Pileg, dan ketika tidak bisa ditangani di rumah sakit umum maka kita akan rujuk ke RSJKO Grogol,” kata Kadinkes Banten saat ditemui wartawan di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Serang, Senin 29 Januari 2024.
Di RSJKO itu, caleg yang mengalami depresi hingga mengalami masalah kejiwaan akut nantinya akan mendapatkan penanganan dan pengobayan dari dokter kejiwaan.
BACA JUGA:Deretan Kasus Tebang Pohon Tanpa Izin Didenda Rp 6 Juta hingga Kurungan Penjara
"Calegnya berobat, nanti masih bisa ditangani rawat jalan atau masih belum sampai pada gangguan jiwa, kan ada tahapannya tuh, ada masalah kejiwaan baru sampai pada masa kejiwaan kemudian naik ke ganguan jiwa ringan, sedang gangguan jiwa berat,” ucapnya.
Kadinkes mengatakan, sejauh ini pihaknya belum melakukan rujukan terhadap caleg yang mengalami masalah kejiawaan dampak dari pesta demokrasi.
Namun, pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi dengan melakukan kerjasama itu.
"Tahun kemarin untuk sampai kita rujuk engga ada. Tapi kita tetap meskipun trennya lima tahun lalu tidak ada, tapi tugas kami mengantisipasi, bahkan bukan hanya paska tapi sebelum pelaksanaan Pilpres pun sampai pada di TPS kami lakukan antisipasi,” tuturnya.
Ati mengakui bahwa pihaknya melakukan antisipasi pada bidang kesehatan dengan memantau kesehatan para penyelenggara Pemilu hingga tingkatan TPS.
Sebab, katanya, pada Pemilu sebelumnya banyak laporan penyelenggara Pemilu yang mengalami kelelehan fisik hingga menyebabkan meninggal dunia.
"Seperti lima tahun yang lalu kelelahan fisik, ada banyak yang meninggal dunia, kita jangan sampai terulang kembali, maka seluruh petugas kesehatan saya memerintahkan Kadinkes kabupaten dan kota untuk mengaktifkan layanan 24 jam puskesmas ditanggal 14,15,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radar banten