Review Buku Prabowo 'Paradoks Indonesia dan Solusinya'

Review Buku Prabowo 'Paradoks Indonesia dan Solusinya'

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID -  Prabowo masih konsisten memandang masalah bangsa dari kacamata paradoks Indonesia saat kembali mencalonkan diri pada Pilpres kali ini.

Menurut dia, negara yang kuat bisa terwujud jika berhasil mencapai swasembada pangan, energi, dan air bersih. 

Selain itu, dengan mewujudkan lembaga pemerintahan dan penegakan hukum yang berintegritas, serta menjadikan angkatan perang unggul dengan tetap setia kepada rakyat.

Semua itu ia tuangkan dalam buku yang pernah ditulis tahun 2022 berjudul ' Paradoks Indonesia dan Solusinya'.

Dalam buku tersebut dikupas bahwa Indonesia mampu mewujudukan “Indonesia Emas 2045” karena disebut figur yang berdaulat.

Karena menurut Prabowo, Ketua Umum partai yang punya kendali atas kerja-kerja besar untuk rakyat. 

Namun, dalam kerangka mencapai tujuan Indonesia Emas 2045, pijakan yang berawal dari pemikiran Paradoks Indonesia ini bergeser ke konsep kebersamaan untuk keberlanjutan.

BACA JUGA:

Ketika awal terjun ke dunia politik, Prabowo gencar menggaungkan pemikirannya mengenai Paradoks Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya, tetapi rakyatnya miskin dan tidak sejahtera.

Dalam buku tersebut, Prabowo mengatakan, dengan kekayaan yang dimiliki, Indonesia seharusnya bisa menjadi negara kelas atas, tidak terperangkap menjadi negara menengah.

Dalam pemaparan visi, misi, dan program Prabowo-Gibran, prinsip ekonomi Pancasila adalah paham ekonomi yang mengambil esensi terbaik dari kapitalisme dan sosialisme. 

Suatu paham ekonomi yang membuka lebar kesempatan berinovasi dengan kebebasan pasar, tetapi juga memperhatikan dan menjamin jaring pengaman sosial untuk masyarakat yang paling lemah.

Dari delapan misi Asta Cita yang dirumuskan, sebagian mengacu pada pembangunan ekonomi.

Intinya adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: