Warga Aceh Utara Dorong Kembali Kapal Pengungsi Rohingya ke Laut

Warga Aceh Utara Dorong Kembali Kapal Pengungsi Rohingya ke Laut

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Imigran Rohingya kembali berlabuh di Bireun, Aceh ditolak oleh warga di Kecamatan Jangka Bireuen dan sempat mendarat di Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.

Warga setempat juga tidak menerima sehingga imigran dikembalikan ke kapal untuk melanjutkan perjalanan. Warga mengaku kewalahan untuk menampung pengungsi Rohingya ditempat mereka.

Kapal kayu yang ditumpangi para pengungsi Rohingya pun akhirnya didorong kembali ke laut. Ratusan pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak antre naik satu per satu ke atas kapal kayu tersebut.

Sebelum melepas pengungsi Rohingya, warga telah memberikan makanan dan minuman untuk pengungsi Rohingya sebagai bekal untuk melanjutkan perjalanan.

BACA JUGA:

Menurut peneliti ASEAN dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Adriana Elizabeth, persoalan pengungsi Rohingya sudah mengganggu situasi domestik di dalam negeri.

Menkopolhukam, Mahfud MD, sebelumnya berkata Indonesia menerima pengungsi berdasarkan rasa kemanusiaan. Tetapi cara itu, kata Adriana, membuat kewalahan pemda sehingga harus dicarikan solusi.

Masyarakat setempat menuding para pengungsi Rohingya kerap membuat masalah ketika sampai di daratan, seperti kabur dari penampungan dan mengeluh ketika diberi makanan.

Maimum Fikri, warga Kabupaten Bireun yang sekarang menetap di Banda Aceh, juga bercerita penolakan terhadap pengungsi Rohingya bermula dari sikap para pengungsi yang tak lagi menghargai pemberian warga.

Bukan tanpa alasan, warga Bireuen Aceh menolak keberadaan pengungsi rohingya, pasalnya dibeberapa kesempatan sebelumnya pengungsi rohingya tampak memberi kesan yang tidak baik selama berada di Aceh.

Adanya sikap tidak menghormati peraturan desa yang ada di wilayah Aceh dan norma-norma setempat menjadi kesan tak baik yang ditunjukan pengungsi rohingya.

BACA JUGA:

Maimum Fikri, warga Kabupaten Bireun yang sekarang menetap di Banda Aceh, juga bercerita penolakan terhadap pengungsi Rohingya bermula dari sikap para pengungsi yang tak lagi menghargai pemberian warga.

"Dulu di Bireun masyarakat sampai menjamu Rohingya dengan membuat kenduri [jamuan], memberikan pakaian layak pakai, dan bersimpati. Tapi mereka kabur ke Malaysia ketika sudah sehat," ucap pria berusia 53 tahun ini kepada wartawan Hidayatullah yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: