Indonesia Alami Krisis ISBN Lantaran Penerbitan Buku yang Tidak Wajar, Simak Pengertian dan Dampak Bagi RI

Indonesia Alami Krisis ISBN Lantaran Penerbitan Buku yang Tidak Wajar, Simak Pengertian dan Dampak Bagi RI

Bagi pembaca, krisis ISBN juga memberikan dampak yang negatif. Saat mereka membeli buku dengan nomor ISBN, mereka mengharapkan agar buku tersebut sudah melalui penilaian kualitas dengan baik sehingga memberikan nilai tambah. 

Namun, dengan adanya buku-buku yang tidak layak tersebut, pembaca akan merasa dirugikan karena kecewa dengan isi dan kualitas buku yang mereka beli.

Selain dampak terhadap industri penerbitan dan pembaca, krisis ISBN juga berpotensi merugikan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. 

Saat institusi pendidikan mewajibkan pengajar dan mahasiswa menerbitkan penelitian ber-ISBN sebagai syarat kelulusan atau naik pangkat, ini berarti mereka memberikan legitimasi kepada buku-buku tersebut. 

BACA JUGA:

Padahal, buku-buku tersebut mungkin tidak pantas untuk dijadikan referensi dalam dunia akademik. Hal ini dapat menurunkan kualitas penelitian dan kurikulum yang ada di institusi pendidikan.

Langkah Meminimalisir Krisis ISBN 

Untuk mengatasi krisis ISBN, perlu dilakukan berbagai langkah meminimalisir dan penindakan. 

Pertama, pemerintah perlu melakukan regulasi yang lebih ketat terhadap penerbitan buku dan pemberian nomor ISBN. 

Ini termasuk melakukan penilaian kelayakan bagi buku-buku yang ingin diterbitkan. Selain itu, perlu juga penindakan terhadap penerbit yang melakukan pelanggaran terkait penerbitan buku yang tidak layak.

Kedua, institusi pendidikan perlu mengkaji kembali kebijakan mereka terkait penelitian ber-ISBN. 

Penting bagi mereka untuk mempertimbangkan kualitas dan kredibilitas buku yang diwajibkan bagi pengajar dan mahasiswa, serta memastikan bahwa buku-buku tersebut memang memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

Ketiga, penting bagi pihak pengusaha penerbitan untuk menguji dan memastikan kualitas buku tersebut untuk benar-benar layak mendapatkan ISBN.

Krisis ISBN di Indonesia perlu segera ditangani agar tidak merugikan berbagai pihak yang terlibat, terutama industri penerbitan, pembaca, dan dunia pendidikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: