BKKBN Klaim Jumlah Keluarga Berisiko Stunting Turun Signifikan di Akhir 2023

BKKBN Klaim Jumlah Keluarga Berisiko Stunting Turun Signifikan di Akhir 2023

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan lembaga pemerintah yang bertujuan untuk mengontrol populasi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga di Indonesia. 

Salah satu target utama BKKBN adalah mengurangi risiko stunting pada keluarga.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. 

Hal ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang memadai saat pertumbuhan anak. Stunting dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan mental anak, serta dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan produktivitas di masa depan.

BKKBN telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko stunting di Indonesia. Salah satu langkah yang dilakukan adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang seimbang dan nutrisi yang baik. 

BKKBN juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah, untuk menggalang dukungan dan melaksanakan program-program nutrisi bagi keluarga yang berisiko stunting.

BACA JUGA:

BKKBN telah berhasil menurunkan jumlah keluarga berisiko stunting secara signifikan. 

Melalui pemutakhiran data keluarga, ditemukan bahwa prevalensi stunting di beberapa wilayah Indonesia telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, terutama di akhir tahun 2023. 

Dalam keterangan Sukaryo Teguh Santoso, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin), menyatakan bahwa terdapat penurunan sebesar 1,7 juta keluarga berisiko stunting di Indonesia pada periode semester I hingga semester II tahun 2023.

Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang telah diambil oleh BKKBN dan para pemangku kepentingan telah memberikan hasil positif.

Pemutakhiran data keluarga BKKBN pun mencatat jumlah entitas keluarga di seluruh Indonesia sebanyak 72,5 juta keluarga tahun ini, yang berbasis nama dan alamat, dan meliputi keluarga berencana (KB), indikator demografi, hingga pembangunan keluarga.

Teguh menjelaskan, pada tanggal 1 hingga 31 Juli 2023, BKKBN akan kembali memperbarui data keluarga di Indonesia untuk memberikan data terkini, yang digunakan sebagai pendukung berbagai program pembangunan, termasuk program yang dikembangkan BKKBN hingga kementerian/perusahaan terkait.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: