Puasa Hari Lahir Weton, Niat, Tata Cara, dan Manfaat serta Pandangan Puasa Weton Menurut Islam
Penjelasan tentang niat puasa ini berkaitan dengan niat puasa weton yang akan dilafalkan bagi orang yang akan menjalankannya.
Menentukan puasa weton dalam Islam tak bisa sembarangan. Menurut Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin, puasa weton atau puasa di hari kelahiran, sejauh ini belum banyak ditemukan dalam kitab-kitab fiqih yang menyatakan sunnah.
Menurutnya, niat puasa weton ini tidak boleh diniatkan dengan "nawaitu shauma weton", sebab dalam syariah Islam belum ditemukan ijtihad semacam itu.
Namun, dia melanjutkan bahwa puasa weton juga bukan berarti diharamkan. Puasa weton masih bisa dikategorikan dalam puasa sunnah secara umum dengan memantapkan hati untuk niat puasa karena Allah di hari tersebut. Dari Sa'id RA, dia berkata,
"Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda:
"Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah SWT menjauhkan dirinya dari neraka selama tujuh puluh tahun." (Dalam Shahih al- Bukhari (2685) dan Shahih Muslim (1153).
Al-Qurthubi berkata: "Di jalan Allah, artinya adalah karena patuh kepada Allah. Yang dimaksud adalah berpuasa sunah karena mencari pahala dari Allah." (Tuhfat Al-Ahwadzi 4/295).
Disebutkan dalam hadis sahih: "Ada tiga yang dikabulkan doanya, orang puasa hingga berbuka, pemimpin adil dan orang yang dianiaya" [HR Tirmidz, Ibnu Majah dan lain lain]. Sementara tiga hari diambil dari tebusan sumpah, sebab puasa tiga hari adalah paling sedikit dari kafarat." (Nihayat Al-Muhtaj 7/458)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: