Sejarah Tragedi Kemanusiaan Konflik Palestina-Israel, Konflik Panjang Yang Belum Bisa Terselesaikan!
RADARPENA.CO.ID - Di bulan-bulan ini semua mata dunia tertuju di Konflik Palestina dan Israel yang kembali memanas. Konflik yang menimbulkan korban jiwa ribuan ini benar-benar merupakan tragedi kemanusiaan yang memprihatinkan.
Konflik Palestina dan Israel ini bisa dikatakan merupakan konflik terpanjang dan paling kompleks persoalannya di dalam sejarah dunia modern.
Konflik Palestina ini bermula pada abad ke - 20 pertengahan yang melibatkan faktor sejarah, budaya, agama, dan politik yang semrawut dan rumit.
Terkini, dunia disuguhkan lagi tragedi Israel melakukan pemboman besar-besaran di jalur Gaza. Berdasarkan laporan Al Jazeera, sebanyak 1.500 orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.
Gempuran Israel di jalur Gaza ini merupakan respons atas serangan Hamas, yang menembakkan 2.200 roket ke arah Israel selatan dan tengah,termasuk Tel Aviv dan Yerusalem.
BACA JUGA:
- Mengenal Sejarah Palestina: Fakta-fakta Mengapa Palestina Terus Dilanda Konflik dengan Israel
- Sejarah Konflik Israel-Palestina: Perebutan Wilayah dan Imigrasi Yahudi
Beberapa penyebab utama konflik ini antara lain hak kepemilikan tanah yang sama di wilayah Palestina, yang mencakup Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.
Dalam sejarahnya awal mula konflik adalah pembentukan negara Israel pada 1948. Hal ini berakibat reaksi penentangan negara-negara arab yang akhirnya menimbulkan perang Arab-Israel pertama.
Di artikel RadarPena hari ini ringkasan sejarah konflik Israel-Palestina yang telah berjalan sejak pertengahan abad ke-20, yang dikutip dari berbagai sumber.
Sejarah Awal Konflik Israel-Palestina
Pada awal abad ke-20, wilayah Palestina adalah bagian dari Kesultanan Utsmaniyah. Namun, pada 1916 wilayah ini berada di bawah kekuasaan Inggris dan Prancis.
BACA JUGA:
- Palestina Meminta Bantuan Indonesia, Pasal Israel Ingin Membelah Masjidil Al Aqsa
- Sejarah Konflik Israel-Palestina: Perebutan Wilayah dan Imigrasi Yahudi
Kedua negara ini berkomitmen untuk membagi wilayah tersebut setelah perang berakhir, sesuai dengan Perjanjian Sykes-Picot.
Pada 1917, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, mengeluarkan deklarasi yang mendukung pembentukan "Tanah Air Nasional Bagi Orang-orang Yahudi" di Palestina.
Kemudian, setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa atau League of Nations memberikan Inggris mandat penuh atas Palestina. Pada masa pendudukan Inggris inilah, imigrasi Yahudi ke Palestina meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: