Fenomena Kemunculan Makam Kuno di Waduk Gajah Mungkur, Jejak Pemukiman Desa Betai

Fenomena Kemunculan Makam Kuno di Waduk Gajah Mungkur, Jejak Pemukiman Desa Betai

Makam Kuno Waduk Gajah Mungkur - Waduk Gajah Mungkur ternyata menyimpan
suatu misteri. Surutnya air di Waduk Gajah Mungkur menyingkap jejak pemukiman dan Makam Kuno di kawasan tersebut.

Fenomena kemunculan bekas pemukiman dan makan kuno ini merupakan jejak pemukiman Desa Betai sebelum perkampungan itu "ditenggelamkan" ketika pembuatan waduk berlangsung.

Desa Betai termasuk dalam Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri. Sisa-sisa bangunan dan fasilitas umum terlihat ketika volume air waduk berangsur berkurang.

Proyek pembangunan Waduk Gajah Mungkur berlangsung sejak tahun 1976 hingga tahun 1981. Proyek inilah yang menenggelamkan Desa Betai pada saat itu.

Setelah "hilang" berpuluh tahun, kini jejak Desa Betai muncul kembali, beberapa sisa bangunan terlihat masih berdiri kokoh meskipun telah lama terendam air.

Saat ini Desa Betai Lama (Betai Lawas) termasuk dalam wilayah Dusun Tenggar, Desa Gebang, Kecamatan Nguntoronadi.

BACA JUGA:

Uniknya Desa Betai Lawas ini hanya bisa dilihat ketika musim kemarau, saat debit air Waduk Gajah Mungkur berkurang.

Untuk mencapai kawasan Betai Lawas ini, pengunjung harus berjalan kaki hingga 400 meter terhitung dari tempat parkir kendaraan.

Penduduk setempat memanfaatkan area sekitar waduk yang mengering untuk menanam padi.

Di lokasi Desa Betai Lawas, masih terlihat sisa-sisa bangunan yang masih terlihat, namun tidak ada bangunan yang benar-benar masih utuh.

Kepala Desa Gebang, Kadiman (56) mengungkapkan, pada saat pembangunan waduk Gajah Mungkur bertepatan dengan pemindahan penduduk dari Jawa ke Sumatera di Tahun 1978-1980, yang dikenal sebagai istilah bedol desa.

Kadiman mengatakan, Ia dan keluarganya merupakan "korban" pembangunan Waduk Gajah Mungkur. Namun pada saat itu iadan keluarganya tidak ikut pindah ke Pulau Sumatera.

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: