Jelang Tutup Selamanya, Toko Buku Gunung Agung Gelar Promo, Pengunjung Rela Desak-desakan
![Jelang Tutup Selamanya, Toko Buku Gunung Agung Gelar Promo, Pengunjung Rela Desak-desakan](https://radarpena.disway.id/upload/594f09ffcb326b7f59272ed47e91ffbc.jpg)
Kemudian bersama Lie Tay San dan kedua rekannya. mereka berkongsi dan membuka toko buku bernama Tay San Kongsie. Kerja sama ini tidak berjalan lama, Tjio bersama Tay San membangun toko buku pertama bernama Fa. Gunung Agung.
Tercatat, hingga saat ini, lokasi toko buku dan sekaligus kantor pusat PT. GA Tiga Belas itu tidak pernah berpindah tempat hingga sekarang.
Perkembangan toko buku yang dibangun Tjio, tidak lepas dari dukungan para penyair, penulis, cendikiawan dan para jurnalis. Dengan adanya Toko Buku milik Tjio, mereka dapat menerbitkan karya tulis mereka.
Pada tahun 1954, Tjio menyelenggarakan pameran buku pertama di Indonesia. Pameran ini mendapatkan perhatian dan antusiasme publik pada saat itu.
Lewat pameran ini, Tjio bertemu dengan isdolanya, Presiden Ri Pertama Ir. H. Soekarno beserta Wakil Presiden Drs. H. Muhammad Hatta. Kedekatannya dengan Soekarno ini yang membuat toko buku ini menjadi berkembang sangat pesat.
Berbagai pameran dilaksakan, tidak hanya di Jakarta, tahun 1956, Tjio diminta pemerintah untuk melaksanakan pameran di Malaka dan Singapura.
Usaha Tjio Wie Tay mendapat dukungan dari berbagai pihak. Toko buku Gunung Agung membuka beberapa cabang di kota -kota besar di Indonesia, seperti Yogyakarta, Medan, riau, dan Papua.
Hingga tahun 1965, pada ulang tahun Gunung Agung ke-10, dan dihadiri oleh Presiden Soekarno, Tjio mengganti namanya menjadi Masagung.
Pada tahun yang sama, Haji Masagung melebarkan bisnisnya ke luar negeri dengan membuka gerai Toko Gunung Agung di Tokyo, Jepang.
Pada periode milenium, Gunung Agung dibawah kepemimpinan penerusnya, sudah memiliki lebih dati 40 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tidak hanya buku, perusahaan juga menjual produk lainnya seperti alat tulis, alat olah raga, alat musik, peralatan kantor hingga produk teknologi.
Namun, sejarah panjang dan kiprah toko buku legendaris ini harus berakhir. Sejumlah kalangan sangat menyayangkan penutupan Toko Buku Gunung Agung, mengingat jasanya terhadap dunia literasi di Indonesia.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: