Sama-sama Permasalahan pada Mata, Ini Perbedaan Rabun Jauh dan Rabun Dekat

Sama-sama Permasalahan pada Mata, Ini Perbedaan Rabun Jauh dan Rabun Dekat

Penderita rabun dekat diperkirakan mencapai 27 persen dari jumlah populasi dunia (1.893 juta orang) sedangkan penderita rabun jauh sebanyak 25 persen penduduk donia.

Jumlah penderita rabun jauh (miopia) mencapai 70-90 persen di beberapa negara Asia, 30-40 persen di Eropa dan Amerika Serikat, dan 10-20 persen di Afrika.

Tercatat kasus rabun dekat paling banyak di Asia Timur, seperti Cina, Jepang dan Korea, serta Singapura.

Kasus rabun jauh paling banyak ditemukan pada anak-anak dan dewasa berada di Amerika.

Ciri-ciri Rabun Jauh dan Rabun Dekat

Apabila Anda kesulitan melihat objek yang jauh, atau menjadi buram, namun tidak kesulitan melihat objek yang berjarak dekat, Anda mungkin menderita rabun jauh (miopi)

Sebaliknya, apabila Anda kesulitan melihat objek yang berjarak dekat, namun dengan jelas melihat objek jarak jauh, berarti Anda menderita rabun dekat.

Berikut ini, beberapa ciri-ciri umum penderita rabun jauh:

  • Harus menyipitkan mata atau menutup sebelah kelopak mata untuk bisa jelas melihat dalam jarak jauh.
  • Sakit kepala karena mata kelelahan.
  • Kesulitan melihat saat berkendara, khususnya pada malam hari.
  • Harus duduk lebih dekat dengan televisi, layar lebar, atau duduk kursi di barisan terdepan.
  • Tampak tidak menyadari adanya benda pada jarak jauh.
  • Terlalu sering mengedipkan mata.
  • Menggosok-gosok mata secara berlebihan, biasanya untuk mencoba “mengatur kembali” fokus penglihatan.

Berikut ini ciri-ciri yang biasa terlihat pada penderita rabun dekat:

Penglihatan kabur pada jarak baca normal.

  • Kesulitan melihat hal yang detail secara dekat, seperti membaca kata-kata, kalimat, dan sebagainya.
  • Siluet objek di sekitar yang dekat terlihat kabur.
  • Mata terasa nyeri (mata lelah).
  • Gelisah dan kelelahan.
  • Perlu memicingkan mata untuk melihat lebih jelas, atau membawa objek yang ingin dilihat  sangat dekat ke mata.
  • Sulit berkonsentrasi atau fokus melihat objek yang berjarak dekat.
  • Sakit kepala atau pusing setelah membaca.
  • Beberapa anak yang memiliki rabun dekat dapat memiliki mata juling (strabismus), jika kasusnya sudah sangat parah.

Cara Mengatasi Rabun Jauh dan Rabun Dekat

Pemeriksaan berkala pada mata akan membantu penderita agar dapat melakukan tindakan lebih lanjut.

Penggunaan lensa atau kacamata dapat membantu penderita melihat dengan jelas.

Penderita rabun jauh biasanya dibantu dengan pemakaian lensa minus, sedangkan rabun dekat dapat tertolong dengan menggunakan lensa plus.

Selain penggunaa alat bantu penglihatan, alternatif lain untuk mengatasi masalah retraksi dengan menjalani bedah mata, yaitu:

  1. Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK), bedah yang menggunakan laser untuk membentuk ulang bagian luar kornea serta mengganti bagian bagian pelindung luar kornea.
  2. Photorefractive keratectomy (PRK), bedah tidak hanya membentuk ulang kornea tetapi juga mengeluarkan bagian pelindung luar kornea mata dan tidak mengganti pelindung luar kornea mata.
  3. Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK), bedah menggunakan laser untuk memperbaiki lekukan kornea mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: