Batu Suiseki, Batu Alam Bernilai Seni Tinggi Dan Sarat Filosofi Dari Jepang

Batu Suiseki, Batu Alam Bernilai Seni Tinggi Dan Sarat Filosofi Dari Jepang

Batu Suiseki - Batu Suiseki atau biasa disebut Batu Air merupakan salah satu dari banyak hasil seni estetika dari negeri sakura yaitu Jepang.

Seni dari keindahan bentuk batu ini murni karena olahan alam. Suiseki sendiri adalah seni apresiasi batu Jepang, yang menghargai aspek seperti stabilitas, umur panjang, dan keabadian.

Batu Suiseki ini terbentuk murni karena tingkah laku alam. Baik karena gerusan aliran air selama bertahun - tahun atau bahkan selama ribuan atau jutaan tahun.

Batu Suiseki ini dapat menjadi pajangan, hiasan di taman ataupun di dalam ruangan baik diletakkan di atas meja atupun dimasukkan dalam lemari kaca.

Batu Yang Tergolong Suiseki

Setiap batu yang terbentuk dari olahan alam tidak dapat digolongkan dalam batu Suiseki. Batu Suiseki bukanlah hasil pahatan ataupun bentukan tangan manusia dengan cara apapun. Sebab jika merupakan hasil olahan tangan manusia maka ia tergolong dalam Batu Biseki. Batu - batu yang tergolong Suiseki biasanya memiliki bentuk, warna, tekstur dan karakter yang menyerupai objek tertentu misalnya bintang, binatang, tumbuhan ataupun pemandangan alam barulah dapat digolongkan dalam batu Suiseki.

Batu Suiseki Yang Digemari

Batu Suiseki yang paling digemari atau disukai cenderung batu gelap. Ada pula yang bukan dinilai dari dari segi warna batunya, tetapi dari segi estetikanya seperti urat dan variasi warna. Batu Suiseki yang paling populer adalah Batu dengan bentuk lanskap, misalnya berbentuk seperti air terjun, pegunungan dan bentuk alam lainnya. Jika berbentuk lanskap maka dapat disandingkan sebagai pelengkap bonsai untuk pelengkap dekoratif.

Cara Menampilkan Batu Suiseki

Batu Suiseki umumnya dapat ditampilkan dengan 2 cara, yaitu :

  • Batu dilengkapi dengan alas kayu (daiza).
  • Batu ditempatkan di nampan tahan air atau mangkuk keramik (suiban) atau perunggu (doban).

Batu Suiseki berasal dari alam dan ditemukan di sungai, laut, dan kawasan karst.

Mengapa diperlukan suatu 'cara' dalam menampilkan Suiseki ? Semata - mata karena Suiseki merupakan suatu seni dimana didalamnya melibatkan proses pengumpulan, persiapan batu (meskipun tidak mengubah bentuk atau tampilannya) dan apresiasi.

Klasifikasi Batu Suiseki

Batu Suiseki diklasifikasikan dan dievaluasi berdasarkan pada Bentuk, Kemungkinan Tanda, dan Kehalusan Warna.

  • Pemandangan Suiseki (Sansui keijo-seki): berupa gunung, pulau, air terjun, pantai atau garis pantai, gua, ngarai atau dataran tinggi.

  • Objek batu (Keisho-seki): mewakili orang, binatang, perahu, rumah atau jembatan. Klasifikasi berdasarkan permukaan

  • Celestial (Gensho-seki): dengan pola menyerupai bulan, matahari atau bintang.

  • Tumbuhan (Kigata-ishi): dengan pola yang menggambarkan bunga, buah, rerumputan, hutan atau bahkan Bonsai.

  • Cuaca (Tenko-seki): menyerupai hujan, sinar matahari yang intens, kilat atau salju.

  • Abstrak (Chusho-seki): dengan permukaan yang mirip dengan cetakan binatang, jaring kusut, dll.

Filosofi Dari Batu Suiseki

Dari segi bentuk, Suiseki dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

  • Menggambarkan Alam : misalnya berbentuk gunung, bukit, tebing, pelataran, danau, pemandangan dll.
  • Berbentuk simbol : misalnya bentuk Bintang, bentuk hewan, manusia dengan berbagai macam gaya, ataupun bentuk abstrak yang nanti bisa dilihat pehobisnya sesuai imajinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: