Mengulik Fakta Dan Sejarah Tahun Baru Islam

Mengulik Fakta Dan Sejarah Tahun Baru Islam

JAKARTA, RADARPENA -  Tahun baru hijriyah atau disebut juga tahun baru Islam merupakan salah satu hari penting bagi umat muslim, artinya, Tahun Baru Islam dimulai ketika memasuki 1 Muharram. 

Perayaan ini menandai awal tahun baru dalam kalender Hijriah, yang digunakan oleh umat Islam untuk menentukan waktu-waktu penting dalam ibadah dan kehidupan sehari-hari.

Lalu, kapan tahun baru Islam pada kalender masehi? Dalam kalender Hijriah yang diterbitkan Kementerian Agama RI, tanggal 1 Muharram 1445 Hijriah jatuh pada hari Rabu, 19 Juli 2023.

BACA JUGA:Madu: Sejarah dan Manfaatnya yang Tak Terbantahkan

Perayaan Tahun Baru Islam berhubungan erat dengan peristiwa sejarah yang terjadi pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW. Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad dan para pengikutnya melarikan diri dari Mekah ke Madinah dalam apa yang dikenal sebagai "Hijrah."

Peristiwa ini menandai awal era Islam dan juga menjadi dasar dari penanggalan Hijriah. Dalam kalender Hijriah, bulan pertama disebut "Muharram" dan menjadi awal dari tahun baru Islam.

Kalender Hijriah didasarkan pada pergerakan bulan dan memiliki 354 atau 355 hari dalam satu tahun. Pada tahun 638 M, Khalifah Umar ibn al-Khattab memutuskan untuk memulai kalender Hijriah dengan peristiwa Hijrah tersebut.

Sudah diketahui pengertian tahun baru hijriyah adalah tahun baru dalam penanggalan kalender hijriyah alias tahun baru bagi umat Islam. Adapun penetapan awal tahun baru hijriyah adalah setiap tanggal 1 Muharram.

Pemaknaan tahun baru hijriyah berawal dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Saat zaman Rasul Allah, peristiwa hijrah dilakukan sebagai strategi dakwah dan menanggapi situasi dan kondisi yang tidak kondusif pada masyarakat Mekkah.

BACA JUGA:Daftar Harga iPhone 2023

Hijrah sendiri diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk ke arah yang lebih baik. Dan, kini peristiwa hijrah diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti berani meninggalkan sesuatu yang buruk yang merugikan diri sendiri dan beralih pada sesuatu yang baik.

Faisal Ismail dalam buku Islam, Doktrin, dan Isu-Isu Kontemporer menjelaskan seharusnya Tahun Baru Islam bukan sekadar perayaan pergantian tahun, melainkan juga sebagai pengingat kaum muslim atas peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.

Dari kejadian hijrah tersebut hendaknya umat Islam mengambil makna dan pesan yang terkandung, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun momen hijrah Rasul SAW mengandung makna:

  • Hendaknya umat Islam berhijrah dari masa kebodohan kepada masa kecerdasan, pandai, dan terampil,
  • Kaum muslim hendaknya berhijrah dari keburukan ke kebaikan, dengan meninggalkan segala perilaku tercela dan menjadi pribadi yang terhias sifat terpuji,
  • Hendaknya umat Islam berhijrah dari konflik masalah ke perdamaian, kerukunan, dan toleransi,
  • Umat Islam hendaknya berhijrah dari ketidakpedulian kepada kepedulian dengan memperhatikan kondisi sesama saudara seumatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: