Sejarah Bloody Mary, Ratu Inggris Terkejam di Dunia

Sejarah Bloody Mary, Ratu Inggris Terkejam di Dunia

JAKARTA, RADARPENA - Bloody Mary adalah julukan yang diberikan kepada Mary Tudor atau Mary I. Ia adalah seorang Ratu Inggris yang terkenal paling kejam dan berhati dingin kepada siapapun. Ratu Mary I memerintah pada 1553 hingga wafatnya di tahun 1558.

Bloody Mary lahir dengan nama Mary Tudor pada 18 Februari 1516 di Istana Placentia di Greenwich, Inggris. Ia adalah anak satu-satunya dari Raja Henry VIII dan istri pertamanya, Putri Catherine dari Aragon.

Pada saat Mary dilahirkan, Inggris baru saja memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma dan mendirikan Gereja Inggris.

Ayah Mary, Raja Henry VIII, kemudian menggugat perceraian dengan Catherine of Aragon, karena tidak memiliki seorang putra sebagai pewaris. Hal ini menyebabkan Mary ditinggalkan oleh ayahnya dan dianggap tidak sah sebagai pewaris tahta.

BACA JUGA:Sejarah Mie Instan dan Sosok Siapa Sosok Penciptanya

Setelah kematian Henry VIII pada tahun 1547, adik Mary, Edward VI, menggantikannya sebagai raja saat masih dalam usia yang sangat muda. Edward VI memperkenalkan reformasi Protestan yang lebih lanjut ke Inggris.

Namun, setelah kematian Edward VI pada tahun 1553, Mary berhasil merebut tahta dari saudara tirinya, Lady Jane Grey, yang hanya memerintah dalam waktu singkat.

Mary yang kala itu berusia 37 tahun berhasil naik takhta pada 18 Juli 1553. Ia merupakan ratu pertama yang memerintah Inggris melalui haknya sendiri, berbeda dengan kebanyakan putri lain yang menjadi ratu setelah menikahi seorang raja.

BACA JUGA:Ali Sadikin, Sebuah Nama yang Menghiasi Sejarah Jakarta

Setelah naik tahta, Mary berusaha mengembalikan Inggris ke agama Katolik Roma. Dia memulihkan kembali kekuasaan Gereja Katolik, mengakhiri reformasi Protestan, dan mendukung penganiayaan terhadap orang-orang Protestan.

Mary juga menghapus banyak hukum agama yang dibuat oleh ayah dan Edward. Pada tahun 1554 pemberontakan yang dipimpin oleh Sir Thomas Wyatt terjadi. Tetapi Mary berhasil mengalahkan Wyatt, dan Wyatt dieksekusi bersama 90 pemberontak lainnya, termasuk ayah Lady Jane Grey.

Tidak puas sampai di situ saja, Mary juga memerintahkan untuk memenggal Jane Grey dan menjebloskan Elizabeth I ke penjara.

BACA JUGA:Sejarah Candi Ratu Boko, Peradaban Jawa Kuno Abad Ke 8

Selama lima tahun, sang Ratu telah mengeksekusi tanpa henti dengan sadis sekitar 300 orang berkeyakinan Protestan yang menolak mengubah keyakinannya menjadi Katolik dengan dibakar di tiang pancang. Untuk kekejamannya itu sang ratu dijuluki “Bloody Mary” oleh rakyatnya sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: