Temuan Air Sumur Berpolutan Tinggi Menggangu Kesehatan Warga
JAKARTA, RADARPENA - Setelah mengembangkan investigasi di lapangan terkait informasi pencemaran air sungai di lingkungan Kota Pekalongan, Sabtu (24 Juni 2023), Tim Riset PT. Deruci Agrikultur (persero) mendapati fakta bahwa jumlah besaran muatan cemaran di fisik air sumur milik salah seorang warga bernama Aminudin Kelurahan Medono sebesar kurang lebih 500 EC, sedangkan ambang batas wajar yang masih layak dikonsumsi dan peruntukan MCK adalah sebesar maksimal 100 EC.
Ciswanto, S.T. sebagai Kepala Divisi Asesmen dan Manajemen Lingkungan PT. Deruci Agrikultur mengatakan, " Temuan ini merupakan fakta yang mencengangkan bagi kami, tentunya masyarakat berhak untuk mendapatkan penanganan dan solusi dari pihak yang berwenang agar terbebas dari ancaman potensi bahaya cemaran mineral B3 di lingkungan tinggal mereka."
Dari temuan tersebut tim investigasi kami akan memperdalam kasus ini dan menglarifikasi kepada pihak terkait guna mendapat keterangan lebih akurat perihal kandungan mineral logam berat yang mengakibatkan gangguan kesehatan bagi sejumlah warga, yaitu exim yang tak kunjung sembuh dan karies gigi. Seperti yang disampaikan oleh Handono Warih.
BACA JUGA:Pemkot Bandung Belajar ke Banyumas Soal Pengelolaan Sampah
" Memang tidak semua warga terdampak penyakit seperti yang kami sebutkan diatas. Bagi warga yang genetiknya lebih kuat akan mampu mentolerir kadar cemaran tersebut karena sudah beradaptasi dan mutasi genetik dengan lingkungannya. Namun bagi individu yang tidak mampu beradaptasi dengan baik maka imbasnya bisa beragam salah satunya seperti yang kami sampaikan diatas." Ujar Handono Warih pemilik wadah konsultasi pertanian DeRuci yang juga memproduksi vaksin untuk pertanian.
Putri, balita berusia 4 tahun, sering mengalami kendala penyakit kulit berupa gatal-gatal, ruam, kulit kusam dan berbintik saat menggunakan air sumur tersebut. Bagitu pula dengan Satria, balita 2 tahun, adik Putri.
Martin sang Ibu dari kedua balita tersebut adalah warga asli Medono yang sejak kecil sudah tinggal di sana. Namun setelah berkeluarga Ia tak tinggal lagi di Medono karena mengikuti suaminya tinggal di daerah lain, ketika Ia membawa kedua anaknya untuk tinggal beberapa hari di Medono kendala penyakit kulit dan gigi karies mulai dirasa oleh kedua anaknya.
BACA JUGA:Renovasi Selesai, Kementerian PUPR Serah Terima Pengelolaan Stadion GBLA dan Sidolig
Martin membenarkan kabar tersebut, " Anak kami kalau mandi pakai air sumur ya gatal-gatal kulitnya, dari lahir di Wonopringgo (Kab. Pekalongan) kalau pakai air sumur sana ya ngga masalah. Jadi terpaksa harus numpang mandi di rumah tetangga yang sudah pasang PAM." Ujar Martin saat ditemui Jurnalis kami.
Tentu saja seperti yang telah dikatakan Sofa aktivis JARNAS yang menjabat sebagai Bendahara Nasional, " Cemaran Air sungai tentu akan merembes dan meresap kedalam tanah hingga mengontaminasi sumur - sumur warga". Ujarnya saat ditemui Jurnalis kami, Minggu (25 Juni 2023).
Warga menuturkan bahwa permasalahan pencemaran air sungai di Kota Pekalongan bukan berita baru, telah bertahun - tahun diadakan usulan kepada pihak yang berwenang namun tetap tak kunjung ada solusi dan realisasi penyelesaian masalah.
BACA JUGA:Ali Sadikin, Sebuah Nama yang Menghiasi Sejarah Jakarta
Tentu saja warga juga lebih memilih air minum dalam kemasan dibanding memasak air untuk kebutuhan minum dan makan mereka. Dari warna air sumur yang keruh kekuningan dan cenderung berbau menyengat secara otomatis warga takut menggunakannya untuk kebutuhan air konsumsi.
Sample kasus penyakit kulit tak kunjung sembuh pada individu berusia dewasa pun pernah terjadi, bahkan hingga kedua (Mak N) (S) warga tersebut meninggal dunia semua upaya pengobatan tak menghasilkan kesembuhan pada penyakit gatal mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: