JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Jepang dikenal sebagai negeri sakura yang memukau dunia dengan keindahan alam, budaya yang kaya, dan teknologi canggih.
Namun, di balik gemerlapnya citra positif ini, terdapat beberapa sisi gelap Jepang yang jarang diungkap ke publik, terutama bagi para turis yang hanya melihat permukaannya.
Sisi gelap Jepang ini mencerminkan berbagai tantangan sosial dan budaya yang masih menjadi pergulatan dalam masyarakat negeri Sakura.
Mulai dari tekanan budaya kerja ekstrem, angka bunuh diri yang memprihatinkan, hingga isu-isu sosial seperti pelecehan seksual, ada banyak hal yang mungkin mengejutkan bahkan bagi mereka yang sudah lama tertarik dengan Jepang.
Artikel ini akan mengulas delapan sisi gelap Jepang yang perlu diketahui untuk memahami kompleksitas negeri sakura ini secara lebih mendalam.
BACA JUGA:
- 5 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Merayakan Natal 2024
- 8 Destinasi Wisata Dekat Stasiun Bogor, Kota Hujan Kaya Pesona yang Mudah Diakses
1. Budaya Kerja Ekstrem (Karoshi)
Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan etos kerja tertinggi di dunia. Namun, hal ini sering kali membawa konsekuensi tragis.
Karoshi, atau kematian akibat kerja berlebihan, telah menjadi fenomena yang mencemaskan. Banyak pekerja Jepang menghadapi tekanan kerja yang sangat tinggi, bekerja berjam-jam hingga melewati batas kesehatan mereka.
Kasus-kasus seperti serangan jantung, stroke, atau bunuh diri akibat stres pekerjaan adalah realitas pahit yang masih terus terjadi.
2. Tingkat Bunuh Diri yang Tinggi
Meskipun angkanya sudah menurun dalam beberapa tahun terakhir, Jepang masih memiliki salah satu tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.
Faktor penyebabnya beragam, mulai dari tekanan akademik, pekerjaan, hingga keterasingan sosial. Lokasi seperti Hutan Aokigahara bahkan dikenal sebagai tempat yang sering digunakan untuk tindakan tragis ini.
Pemerintah Jepang terus berupaya mengatasi masalah ini, tetapi stigma sosial terhadap masalah kesehatan mental sering menjadi hambatan.
3. Industri Seks