5 Prinsip Penting Pengembangan Kurikulum Menurut Guru Besar Unesa

Sabtu 30-11-2024,10:15 WIB
Reporter : Putri Indah
Editor : Putri Indah

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Guru Besar pengembangan kurikulum Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd. mengungkapkan lima prinsip penting dalam pengembangan kurikulum.

Dijelaskannya, kurikulum merupakan elemen kunci yang menentukan kesuksesan pelaksanaan pendiidkan.

Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya pengembangan kurikulum yang mampu menyiapkan dan memproyeksikan generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Sejak kemerdekaan Indonesia, kurikulum pendidikan telah berkembang dan mengalami sebanyak 12 kali pergantian kurikulum hingga saat ini yang berlaku adalah Kurikulum Merdeka.

Menurutnya, hal ini memang diperlukan untuk untuk merespons perubahan zaman.

Meski begitu, ia menegaskan terdapat beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan agar kurikulum yang saat ini berlaku dapat menyiapkan generasi masa depan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

BACA JUGA:Viral! Maba UNESA Diduga Lecehkan Mantan, Lakukan Pemerasan hingga Ancam Sebar Foto Asusila

BACA JUGA:9 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi THE Interdisciplinary Science Rankings 2025

Pada aspek pertama adalah tujuan pendidikan yang saat ini masih berdasarkan Undang-Undangn Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa," bunyi Pasal 3 UU Sisdiknas.

Dalam hal ini, pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandisi, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Aspek berikutnya adalah orientasi yang terbagi menajdi tiga orientasi kurikulum.

"Transpisi, fokus pada proses transfer pengetahuan, keterampilan, dan nilai dari guru ke siswa," papar Bachtiar, dikutip 29 November 2024.

Orientasi kedua berupa transaksi yang menekankan interaksi antara siswa, guru, dan lingkungan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Kategori :