FTBI Tanah Papua 2024 Jadi Ajang Ciptakan Generasi Muda Penjaga Bahasa Ibu Berkelanjutan

Minggu 24-11-2024,21:57 WIB
Reporter : Reza Fahlevi
Editor : Dimas Satriyo

JAYAPURA, RADARPENA.CO.ID – Ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Se-Tanah Papua yang dihelat pada tanggal 19 s.d 21 November 2024 jadi ajang ciptakan generasi muda penjaga bahasa ibu secara berkelanjutan.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Imam Budi Utomo, saat sesi pembukaan, Rabu (20/11).

“FTBI merupakan program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang didukung oleh Pemerintah daerah (Pemda) dalam hal upaya revitalisasi bahasa daerah, sekaligus sebagai bentuk apresiasi kepada siswa, guru, serta komunitas kebahasaan yang telah menunjukkan komitmennya melestarikan berbagai bahasa ibu di Papua,” ungkap Imam.

BACA JUGA:

Imam juga mendorong bahasa daerah di Papua tidak hanya dilestarikan namun juga dikembangkan lewat beragam platform teknologi terkini. “Sehingga akan banyak generasi muda di Papua yang terpantik untuk melestarikan bahasa daerah dengan penuh kreativitas,” jelasnya.

Senada dengan itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua, Sukardi Gau dalam laporannya menyebutkan bahwasanya di tahun 2024, Balai Bahasa Provinsi Papua merevitalisasi sepuluh  bahasa daerah.

Kesepuluh bahasa tersebut yaitu: 1) bahasa Tobati di Kota Jayapura; 2) bahasa Sentani di Kabupaten Jayapura; 3) bahasa Biyekwok/Biyaboa di Kabupaten Keerom; 4) bahasa Sobei di Kabupaten Sarmi.

Kemudian, 5) bahasa Biak di Kabupaten Biak; 6) bahasa Kamoro di Kabupaten Mimika; 7) bahasa Marind/Mbuti di Kabupaten Merauke; 8) bahasa Moi di Kabupaten Sorong; 9) bahasa Hatam di Kabupaten Manokwari; dan 10) bahasa Baliem/Dani, di Kabupaten Jayapura.

BACA JUGA:

Sukardi juga menyebutkan FTBI Papua 2024 disemarakkan oleh tiga puluh (30) siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan tiga puluh (30) siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari sembilan kabupaten dan satu kota di Papua.

”Selanjutnya 60 siswa tersebut disebut sebagai tunas bahasa ibu yang siap berkompetisi dalam menulis dan membaca puisi, mendongeng, pidato untuk tingkat SD, kemudian menulis dan membaca cerpen, nyanyian rakyat/lagu daerah, komedi tunggal untuk tingkat SMP,” urainya.

Pada kesempatan yang sama, mewakili Gubernur Provinsi Papua, turut hadir Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah, John Wicklif Tegai mengungkapkan bahwa bahasa ibu adalah jati diri masyarakat Papua.

“Menciptakan bahasa adalah karya seni para leluhur. Tidak melestarikan bahasa ibu berarti tidak menghormati mereka. Melalui FTBI, mari kita teruskan semangat ini untuk menghidupkan kembali bahasa ibu sebagai warisan budaya,” tegas John.

BACA JUGA:

Kemendikbud Dipecah Jadi 3 Kementerian, Pengamat: Bakal Tambah Berantakan

Kategori :