Miris! 3 Siswa SD Berprestasi Dipulangkan saat Jam Pelajaran Berlangsung Gegara Tak Mampu Bayar SPP Sekolah

Minggu 27-10-2024,12:10 WIB
Reporter : Marta Saras
Editor : Marta Saras

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Tiga siswa SD dari keluarga kurang mampu terpaksa dipulangkan pihak sekolah karena tidak mampu membayar tunggakan SPP yang mencapai Rp42 juta.

Padahal Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7), dikenal sebagai anak-anak berprestasi yang menunjukkan semangat tingggi dalam belajar. 

Ketiga siswa tersebut, yang tinggal di Menes, Pandeglang, kembali ke rumah dengan wajah lesu dan hati yang hancur setelah dijemput oleh mobil sekolah. Tanpa melakukan kesalahan, mereka dipaksa meninggalkan sekolah hanya karena kondisi ekonomi keluarga yang sangat memprihatinkan. 

Ironisnya, pihak sekolah yang seharusnya menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, justru tidak memberikan kesempatan kepada mereka, meskipun prestasi akademis mereka telah diakui dengan banyak sertifikat penghargaan. Faeza, yang kini duduk di kelas 6 SD, mengungkapkan kebingungan dan ketakutannya. 

BACA JUGA:

“Kepala yayasan memarahi saya di depan teman-teman dan meminta saya untuk tidak belajar di sini karena tunggakan SPP yang sudah terlalu banyak,” ujarnya dengan suara kecil, menundukkan kepala saat ditemui pada Kamis, 24 Oktober 2024.

Sedih dirasakan Farhat saat melihat ketiga anaknya diantar pulang oleh guru ke rumah kontrakan mereka. Farhat mengaku sempat memelas agar kembali diberi kelonggaran untuk membayar tunggakan SPP secara dicicil, namun tidak diindahkan,

“Sebelumnya kami sudah memohon kepada pihak sekolah kenapa anak kami di keluarkan secara tidak nurani seperti itu. Dan kami memohon kepada pihak sekolah, agar anak saya, jika bisa, jangan saat belajar di pulangkan, tapi apa pak, malah saat belajar ketiga anak saya di haruskan pulang, apakah sekolah tidak memiliki toleransi?,” tambahnya.

Rasa pilu dan kecewa pun menyelimuti Farhat, saat melihat ekspresi sedih pada wajah ketiga anaknya ketika tiba di rumah dengan diantar oleh gurunya menggunakan kendaraan mobil.

BACA JUGA:

Sementara itu, Ibunda Faeza, Defi Fitriani, tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan nasib anak-anaknya.

“Mereka adalah anak-anak berprestasi, terbukti dari banyaknya sertifikat penghargaan yang telah mereka terima. Namun kini, pendidikan mereka terancam terhenti hanya karena kami tidak mampu membayar uang sekolah,” suaranya bergetar.

Defi juga mengungkapkan bahwa selain masalah SPP, keluarga mereka tengah menghadapi kesulitan lain, termasuk menunggak kontrakan selama tiga bulan. Dirinya mengaku prihatin dengan nasib ketiga anaknya yang tidak mendapatkan pendidikan.

Kategori :