Industri Otomotif dan Aftermarket di Indonesia Tunjukkan Tren Positif, Begini Respons Menperin

Minggu 06-10-2024,09:00 WIB
Reporter : Putri Indah
Editor : Putri Indah

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024, industri komponen otomotif dan aftermarket dunia mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Dilansir dari data dari Alibaba.com, pasar komponen otomotif aftermarket global diperkirakan akan tumbuh dari USD 400 miliar pada tahun 2023 menjadi USD550 miliar pada tahun 2028.

Menurut keterangan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, faktor yang menyebabkan lonjakan ini juga didorong oleh kemajuan teknologi, bertambahnya usia kendaraan, berkembangnya preferensi konsumen serta pertumbuhan e-commerce.

"Pasar e-commerce komponen otomotif global sendiri diperkirakan akan mencapai USD 200 miliar pada tahun 2027, dengan pertumbuhan CAGR sebesar 14% dari tahun 2023 hingga 2027," ujar Menperin Agus dalam keterangan tertulis resminya pada Sabtu 5 Oktober 2024.

Selain itu, Agus menambahkan, Indonesia juga berhasil mencatatkan penjualan domestik kendaraan roda empat sebesar 560 ribu unit, dengan ekspornya sebesar 296 ribu unit dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan 30 ribu unit dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD). 

BACA JUGA:Menyedihkan, Kemenperin Ungkap Batik Impor Asal China Masih Banjiri Pasar Indonesia

BACA JUGA: Indeks Kepercayaan Industri Meningkat, Kemenperin Sebut Sinyal Ketidakpastian Global Mulai Reda

"Artinya, industri alat angkut Indonesia tetap menunjukkan performa yang stabil dan berkontribusi penting terhadap pasar domestik maupun internasional," ujar Agus.

Kendati begitu, Agus juga menambahkan bahwa saat ini Indonesia masih belum menjadi pemain besar dalam Global Automotive Aftermarket Industry.

Saat ini, Indonesia masih berada di bawah Tiongkok yang mendominasi dengan share hingga 34 persen di pasar global, Amerika Serikat (28,8 persen), Jerman (11 persen), Jepang (10 persen), Italia (6 persen), Korea Selatan (5 persen), Meksiko (3,5 persen), Perancis (2,5 persen), India (2 persen), dan Inggris (2 persen).

"Saya melihat ini menjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia, dan harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Potensi untuk tumbuh, room to grow-nya sangat terbuka luas," pungkas Agus.

Untuk dapat memacu industri menjadi lebih kompetitif dan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada, Menperin Agus menilai bahwa industri perlu memahami tren terkini dan dinamika pasar.

Selain itu, Agus juga berpesan kepada para pelaku industri komponen otomotif dan aftermarket di Indonesia, untuk siap mengisi pasar yang ditumbuhkan ini dengan produk yang dihadirkan para kreator dan inovator di dalam negeri.

(Bianca Khairunnisa).

 

Kategori :