Sultan B Najamudin (2 dari kiri), Yorrys Raweyai (paling kiri), Prabowo Subianto, Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan Tamsil Linrung saat melakukan pertemuan beberapa hari sebelum pemilihan Pimpinan DPD--dok pribadi Sultan B Najamudin
Dalam pertemuan selama sekira 2 jam itu, Sultan Najamudian menjelaskan gagasan-gagasannya dalam memimpin senator.
Menurut Sultan, kolaborasi DPD dan pemerintah adalah kunci agar DPD lebih bertaji. Terutama dari sisi legislasi, anggaran, dan representasi DPD.
"Saya beruntung paket kami berempat, sekitar 4-5 hari lalu diskusi panjang dengan presiden terpilih Pak Prabowo Subianto. Diskusi yang luar biasa menarik, hangat, dan positif sekali," kata Sultan.
BACA JUGA:
Menurut Sultan, Prabowo berpesan bahwa antara senator dan pemerintah harus bersatu dan bersama-sama membangun Indonesia.
"Lembaga (negara) ke depan harus kuat, harus kolaboratif, sangat Indonesia sekali," ucap Sultan menirukan pesan Prabowo.
Sultan mengakui bahwa kepemimpinan La Nyalla banyak capaian untuk DPD RI. Saat DPD dipimpin La Nyalla, Sultan adalah salah seorang wakil ketua DPD. Oleh karena itu, Sultan yakin mampu menyempurnakan DPD jauh lebih baik dari capaian La Nyalla.
Profil Singkat Sultan Najamudin
Sultan B. Najamudin merupakan senator kelahiran Anggut, Pino, Bengkulu Selatan pada 11 Mei 1979.
Sebelum berkarir di dunia politik, Sultan merupakan seorang pengusaha sukses yang memulai bisnisnya dari nol. Bahkan Sultan Najamudin pernah menjadi tukang service AC keliling.
Selanjutnya, Sultan memberanikan diri untuk membuka perusahaan sendiri. Bisnisnya berkembang hingga menjadi pengusaha bidang penjualan senjata, bahan peledak, dan tabung gas skala nasional di bawah bendera ASA Karya Group.
Jebolan FISIP Universitas Indonesia (UI) itu pulang ke Bengkulu saat berusia 30 tahun. Saat sang kakak, Agusrin M. Najamudin, menjadi gubernur, Sultan terpilih sebagai ketua KNPI Provinsi Bengkulu.
Selanjutnya, pada 2009, Sultan mencalonkan diri sebagai caleg DPD. Ia pun terpilih bersama Ahmad Kanedi, Riri Damayanti dan Eni khairani. Setelah 3 tahun, Sultan mengundurkan diri karena terpilih menjadi wakil gubernur Bengkulu sisa masa bakti 2010-2015.
Karir politiknya berlanjut pada 2015, Sultan sempat menjadi calon gubernur Bengkulu berpasangan dengan Mujiomo. Namun kalah oleh Ridwan-Mukti- Rohidin Mersyah. Sultan kembali ke DPD setelah terpilih dalam Pemilu 2019.(***)