JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Peristiwa pembelahan bulan terjadi ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekkah, sekitar lima tahun sebelum hijrah.
Pada saat itu, masyarakat Quraisy meminta kepada Nabi untuk menunjukkan mukjizat sebagai bukti kenabiannya.
Dalam sebuah riwayat, mereka menantang Nabi untuk membelah bulan sebagai tanda kebenaran ajarannya.
Mukjizat ini diabadikan dalam Al-Qur'an, khususnya dalam Surat Al-Qamar ayat 1 hal ini, dijelaskan dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah.
BACA JUGA:
- Kisah Nabi Ibrahim: Kekasih Allah yang Penuh dengan Ujian Hidup Serta 6 Mukjizat yang Dimilikinya
- 6 Mukjizat Nabi Ibrahim AS yang Tetap Utuh Meski Terkena Api, Bahkan Terlihat Sejak Bayi
(Telah dekat datangnya saat itu)
Yakni dari sisi waktu yang tersisa setelah diutusnya Nabi Muhammad dengan umur dunia yang telah berlalu maka hari kiamat sudah sangat dekat. Atau yang dimaksud adalah kejadiannya telah pasti.
وَانشَقَّ الْقَمَ(dan telah terbelah bulan)
Yakni dan bulan telah terbelah sebagai salah satu mukjizat Rasulullah. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata: “bulan telah terbelah menjadi dua pada zaman Rasulullah, satu bagian di atas gunung dan satu bagian lain berada di bawahnya.” Rasulullah bersabda: “Hai kalian, lihatlah.”
BACA JUGA:
Proses Pembelahan Bulan
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, diceritakan bahwa setelah permintaan tersebut, Nabi Muhammad SAW berdoa kepada Allah di Gunung Abi Qubais. Setelah shalat dua rakaat, Allah SWT mengabulkan doa beliau.
Bulan terbelah menjadi dua bagian yang terlihat jelas oleh penduduk Mekkah. Mereka menyaksikan "Jabal Nur" berada di antara dua belahan bulan tersebut.
Meskipun banyak yang terkesan dan percaya, sebagian orang, terutama musuh-musuh Nabi seperti Abu Jahal, tetap menganggapnya sebagai sihir.
Mendengar jawaban dari kaum kafir tersebut, sebagian dari kaum Quraisy itu ada yang memilih beriman.