JAKARTA,RADARPENA.CO.ID Sebuah studi yang baru-baru ini dipublikasikan dalam jurnal Environment International mengungkapkan temuan yang mengkhawatirkan tentang dampak bekerja terlalu lama terhadap kesehatan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bekerja lebih dari 54 jam per minggu memiliki risiko tinggi mengalami kematian dini.
Studi tersebut menganalisis data dari berbagai negara di seluruh dunia, dengan fokus pada dampak jam kerja panjang (55 jam atau lebih per minggu) terhadap kesehatan dan tingkat kematian.
Hasilnya mengejutkan: bekerja berlebihan dikaitkan dengan sekitar 750.000 kematian setiap tahunnya.
Para peneliti mengidentifikasi dua penyebab utama mengapa bekerja terlalu lama dapat mengurangi umur seseorang.
Pertama, peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung dan sistem kekebalan tubuh.
Kedua, perubahan perilaku yang sering menyertai jam kerja panjang, termasuk kurang tidur, kurangnya aktivitas fisik, pola makan tidak sehat, serta peningkatan konsumsi rokok dan alkohol.
BACA JUGA:Eminem Luncurkan Lagu Terbaru Sindir P Diddy, Berikut Lirik dan Terjemahannya
BACA JUGA:Prilly Latuconsina dan Dikta Wicaksono Sharing saat Promosikan Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis
Temuan ini menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan.
Mengelola stres dan memperbaiki gaya hidup dianggap sebagai kunci untuk mengurangi risiko yang terkait dengan jam kerja berlebihan.
Sementara itu, bagaimana kondisi jam kerja di Indonesia?
Menurut data International Labour Organization (ILO), rata-rata durasi jam kerja di Indonesia berada di angka 40 jam per minggu, menjadikannya yang terpendek kedua di Asia Tenggara.