Kerja sama dan hubungan bisnis ini tidak hanya akan meningkatkan perekonomian Indonesia, tetapi juga akan mempercepat pertumbuhan negara dalam beberapa dekade mendatang. Perjanjian dan kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan investasi, transfer pengetahuan, dan pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia, yang pada akhirnya akan berkontribusi untuk mendukung ambisi Indonesia menjadi pusat utama penerbangan di kawasan Asia-Pasifik.
Agenda lain yang perlu disoroti adalah berbagai forum eksklusif dan sesi dialog yang diadakan selama acara berlangsung. Agenda ini dihadiri oleh beberapa tokoh, di antaranya adalah Tony Blair (Executive Chairman Tony Blair Institute for Global Change dan Mantan Perdana Menteri Inggris), Jodi Mahardi (Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia), Tony Fernandes (CEO AirAsia Group), dan William Dickey (Director, Business Development Bell Helicopter Textron Asia Pasifik).
Terdapat wacana yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu raksasa industri penerbangan di dunia yang “sedang tertidur”, berdasarkan potensi lalu lintas udaranya yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 6% per tahun, seiring dengan angka Produk Domestik Bruto (PDB), dalam sepuluh tahun ke depan. Melalui hal ini, Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa sehingga mampu membangun fondasi yang kuat bagi negara dan melakukan ekspansi pasar penerbangan di kawasan ini.
Dengan komitmen pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang komprehensif untuk regulasi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) melalui peta jalan dan rencana aksi yang baru, peraturan ini diharapkan dapat memenuhi permintaan industri penerbangan yang terus meningkat. Inisiatif ini juga diharapkan dapat menarik investasi tambahan, memosisikan Indonesia sebagai pasar penerbangan terbesar keempat di dunia, seperti yang disampaikan oleh Profesor Wihana Kirana Jaya, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Kementerian Perhubungan.
Selain menonjolkan peran Bali sebagai pusat penerbangan, acara Bali International Airshow 2024 juga menarik perhatian pada peran Bali sebagai tujuan wisata kelas dunia. Acara ini mendorong sektor pariwisata melalui reservasi hotel, permintaan akan pelayanan publik, serta ragam pilihan makanan dan minuman yang disajikan, di mana hal ini secara langsung berkontribusi pada perekonomian lokal, sekaligus meningkatkan profil global Indonesia.