JAKARTA, RADARPENA.CO,ID - Kasus pelecehan terhadap anak terus meningkat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Fenomena ini menimbulkan keprihatinan besar karena dampaknya yang mendalam bagi korban, baik secara fisik maupun psikologis.
Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kasus pelecehan terhadap anak.
Memahami penyebabnya dapat membantu masyarakat dan pihak berwenang dalam mencegah dan menanggulangi masalah ini.
1. Lingkungan Keluarga yang Tidak Harmonis
Keluarga merupakan tempat pertama anak belajar tentang keamanan dan kasih sayang. Namun, dalam banyak kasus, pelecehan justru terjadi di dalam lingkungan keluarga.
Ketidakharmonisan keluarga, seperti kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan masalah ekonomi, dapat menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi anak.
Kondisi ini seringkali menyebabkan anak menjadi rentan terhadap pelecehan, baik secara fisik, emosional, maupun seksual.
2. Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Kesibukan orang tua dalam bekerja atau menjalankan aktivitas sehari-hari bisa menyebabkan kurangnya pengawasan terhadap anak. Hal ini membuat anak rentan terhadap berbagai ancaman, termasuk pelecehan dari orang dewasa di sekitarnya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Selain itu, kurangnya edukasi mengenai perlindungan diri pada anak juga berkontribusi terhadap ketidakmampuan anak mengenali bahaya dan melaporkan tindakan pelecehan.
3. Akses Mudah ke Teknologi dan Media Sosial
Kemajuan teknologi dan akses mudah ke internet memberikan manfaat bagi pendidikan dan perkembangan anak. Namun, di sisi lain, hal ini juga membuka pintu bagi pelaku pelecehan untuk mengeksploitasi anak melalui dunia maya.
Maraknya kejahatan online, seperti grooming, pornografi anak, dan eksploitasi seksual di media sosial, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus pelecehan terhadap anak.
Minimnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak di dunia maya membuat mereka rentan menjadi korban.
4. Kurangnya Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual yang minim atau bahkan tabu dalam masyarakat menjadi faktor lain yang membuat anak-anak tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang tubuh mereka dan hak-hak mereka.
Anak-anak yang tidak diberi pemahaman mengenai batasan fisik dan hak privasi lebih rentan terhadap pelecehan karena mereka tidak mengetahui apa yang dianggap sebagai perilaku yang tidak pantas atau berbahaya.
5. Kekerasan Struktural dan Budaya Patriarki
- BACA JUGA:10 Cara Menjaga Kesehatan Mental Bagi Pekerja: Kelola Stres dengan Baik
- BACA JUGA:Risiko Seks Bebas di Usia Muda: Ancam Kesehatan Fisik dan Mental
Di beberapa masyarakat, norma-norma sosial yang mendukung hierarki kekuasaan berdasarkan jenis kelamin atau usia dapat mendorong pelaku pelecehan untuk merasa memiliki kekuasaan terhadap anak.