Mengupas Sejarah dan Makna Filosofis Ketupat, Tradisi Lebaran yang Sarat Nilai Budaya

Sejarah Ketupat/beritasatu-ilustrasi-beritasatu.com
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa berbentuk kantong segi empat, kemudian direbus hingga matang.
Ketupat sering digunakan sebagai pengganti nasi dan menjadi hidangan khas saat perayaan Lebaran.
Sejarah Ketupat dalam Tradisi Islam
Sejarah ketupat erat kaitannya dengan bulan suci Ramadan. Mengutip dari buku Malay Annual karya Hermanus Johannes de Graaf, ketupat pertama kali muncul di Jawa pada masa Kerajaan Demak, tepatnya pada abad ke-15.
Sosok yang memperkenalkan ketupat adalah Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Ketupat digunakan sebagai media dakwah Sunan Kalijaga untuk mengajarkan nilai-nilai Islam, terutama terkait dengan makna ketakwaan, kebersihan hati, dan saling memaafkan.
Seiring perkembangan zaman, tradisi makan ketupat pun menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Malaysia, Singapura, dan Brunei, sebagai hasil dari penyebaran Islam.
Makna Filosofis Ketupat
- BACA JUGA:Kemendag dan Google Indonesia Luncurkan Gemini Academy untuk Tingkatkan Daya Saing UMKM Berbasis AI
- BACA JUGA:5 Cara Mudah Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp150 Ribu Setiap Hari, Buruan Klaim Sekarang Juga!
Ketupat tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki filosofi mendalam dalam budaya Nusantara. Dalam bahasa Sunda, kata “ketupat” berasal dari kata kupat, yang berarti manusia tidak boleh ngupat atau membicarakan keburukan orang lain.
Dalam budaya Jawa, ketupat memiliki dua makna filosofis utama:
-
Jarwa Dhosok (Kerata Basa): Ketupat memiliki makna ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan laku papat (empat tindakan penting dalam kehidupan).
-
Laku Papat: Konsep ini mencakup empat nilai utama dalam tradisi Lebaran, yaitu:
-
Lebaran: Menandakan hari raya setelah menjalankan ibadah puasa.
-
Luberan: Simbol kelimpahan rezeki dan keberkahan.
-
Leburan: Melambangkan pelepasan dosa dengan saling memaafkan.
-
Laburan: Menggambarkan kesucian hati setelah Ramadan.
-
Simbolisme dalam Ketupat
Filosofi ketupat tidak hanya terdapat dalam konsep bahasa, tetapi juga dalam bentuk dan bahan pembuatannya.
-
Janur Kuning Janur kuning yang digunakan untuk membungkus ketupat memiliki makna sejatining nur, yang berarti cahaya sejati. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, cahaya merupakan simbol kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.
-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: