Content ID merupakan salah satu fitur pada Youtube yang biasa digunakan oleh pengguna untuk menemukan konten yang menggunakan hak kekayaan intelektual dari masing-masing konten kreator.
Di tahun 2016, Mashable melapor jika alat bantu Content ID membuat pemegang hak bisa mengumpulkan setidaknya 2 miliar doillar dari residuals yang diperoleh antara tahun 2007 sampai dengan 2016 yang mungkin tidak akan mereka terima.
Hanif menyebutkan bahwa konten yang diunggah oleh kreator di platform Youtube digunakan untuk meningkatkan pengalaman produr bagi mereka sendiri. Dan juga penonton di Youtube dan Google, termasuk melalui aplikasi pembelajaran mesin dan AI.
Hanif juga menerangkan ke depannya, Youtube akan tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa konten-konten yang diunggah di Youtube digunakan di seluruh Google atau Youtube sendiri untuk pengembangan alat bertenaga AI dan bisa dipertanggung jawabkan.
"Meningkatkan pengalaman produk bagi kreator dan penonton di seluruh YouTube dan Google, termasuk melalui aplikasi pembelajaran mesin dan AI. Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa konten YouTube yang digunakan di seluruh Google atau YouTube untuk pengembangan alat bertenaga AI kami dilakukan dengan bertanggung jawab." Terang Hanif.
Selain itu, Hanif juga menekankan dengan seiring perkembangan teknologi AI, pihaknya percaya bahwa AI harus meningkatkan kreativitas manusia, bukan untuk sebagai pengganti posisi manusia.
Maka dari itu, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dengan para kitra untuk memastikan kemajuan teknologi di masa depan bisa memperkuat suara dari pengguna.
Terakhir Hanif juga mengatakan pihaknya terus mengembangkan pengaman untuk mengatasi kekhawatiran pengguna untuk bisa mencapai tujuan bersama.
"Kami akan terus mengembangkan pengaman untuk mengatasi kekhawatiran dan mencapai tujuan bersama kami." tutup Hanif.