JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Indonesia mengalami deflasi selama tiga (3) bulan beruntun sejak Mei 2024.
Deflasi selama 3 bulan beruntun diketahui dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada data tersebut, disebutkan bahwa tingkat deflasi Indonesia sudah mencapai angka 0,18 Persen secara bulanan (month-to-month/m-t-m).
Menurut Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, deflasi 3 bulan berturut-turut ini seharusnya menjadi hal yang harus diwaspadai oleh dunia perekonomian Indonesia.
Menurutnya, deflasi ini menandakan adanya pelemahan daya beli masyarakat
"Momen musim deflasi biasanya terjadi pasca Lebaran setiap tahun. Deflasi juga justru menunjukkan kalau ada yang tidak beres dari geliat ekonomi," Ujar Bhima dalam keterangan tertulisnya pada Jumat 2 Agustus 2024.
BACA JUGA:
- Di Agustus Beberapa Komoditas Turun Harga, Bengkulu Mengalami Deflasi
- Konflik di Laut Merah Mengganas, Ladang Minyak Terancam dan Dunia Terancam Inflasi
Sementara itu menurut Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, deflasi pada Juli 2024 ini kemungkinan besar disebabkan oleh menurunnya harga pangan di pasaran.
Menurut Amalia, meningkatnya pasokan pangan di pasaran juga menjadi salah satu faktor dibalik deflasi ini.
"Tiga bulan terakhir ini deflasi disumbang oleh volatile food secara month-to-month (m-t-m), jumlah pasokan di pasar juga cukup. Secara umum, inilah penyumbang deflasi," Ujar Amalia dalam acara konferensi pers yang diselenggarakan pada Kamis 1 Agustus 2024.
Selain itu, Amalia juga menambahkan bahwa deflasi 3 bulan berturut-turut ini bukanlah kali pertama-nya di Indonesia. Pada tahun 2020 lalu, Indonesia juga mengalami deflasi dari bulan Juli hingga bulan September 2020.
"Jadi ini bukan yang pertama kalinya, sebenarnya dulu pernah terjadi terjadi di Juli 2020 sampai September 2020," Jelas Amalia.(bianca)