JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akhirnya buka suara mengenai penyebab dari fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang hingga kini masih terus menghantui industri tekstil.
Menurut keterangan Bahlil, ada dua kemungkinan penyebab dibalik PHK massal di sektor industri tekstil. Yang pertama adalah karena mesin-mesin yang sudah tua, dan yang kedua adalah karena biaya operasional yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.
"Dari biaya saja sudah tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ini terkait produktivitas kerja kita, jadi sebenarnya kita harus mencari jalan tengah," Ujar Bahlil dalam keterangan resminya pada Selasa 30 Juli 2024.
Bahlil juga menekankan pentingnya kerja sama antara perusahaan dengan para pekerja. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah tingkat PHK semakin tinggi, serta menghindari kerugian untuk berbagai pihak.
BACA JUGA:
- Relaksasi Kegiatan Impor Jadi Biang Kerok PHK Massal Industri Tekstil, Kemenperin: Kaji Ulang Permendag!
- PHK Karyawan Juga Harus Diimbangi Pesangon Sesuai Undang-Undang! Simak Ulasannya
"Ini kalau sampai tutup, yang rugi kita semua," Tegas Bahlil.
Kendati demikian, Bahlil juga menambahkan bahwa dibalik PHK dan penutupan pabrik massal ini, tercipta pula lapangan kerja baru. Salah satunya adalah Kawasan Industri Batang di Jawa Tengah diklaim berhasil menciptakan 2 ribu lebih lapangan kerja.
"Tapi jangan sedih, ada yang pergi ada yang datang. Contoh kemarin kita resmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, di Jawa Tengah. Itu menciptakan lapangan kerja 2 ribu lebih," Ujar Bahlil.
(Bianca Khairunnisa).