Pria dengan Azoospermia non Obstruktif Bisa Punya Anak? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini

Jumat 12-07-2024,18:03 WIB
Reporter : Gatot Wahyu
Editor : Gatot Wahyu

Sebagai informasi, terdapat protein yang sangat penting untuk perkembangan sperma, yakni CHD5 (Chromodomain Helicase DNA Binding Protein 5).

"Protein ini sangat penting untuk sel berkembang menjadi sperma yang matang. Jadi kita duga bahwa jika terjadi gangguan protein CHD5 pada sel yang belum matang, terjadi gangguan perkembangan sperma, bisa menjadi mandul," papar Paisal.

Bersama dengan itu, dalam disertasinya terungkap bahwa terdapat pengaruh epigenetik yang dapat menyebabkan seorang pria mengalami azoospermia non obstruktif.

Berbeda dengan kelainan genetik, pada epigenetik tidak terdapat perubahan susunan DNA.

BACA JUGA:

Meski begitu, terjadi gangguan yang memengaruhi ekspresi atau perilaku sel yang salah satu faktornya karena lingkungan atau gaya hidup.

"Kalau mekanisme genetik itu sudah ada dari sananya (kelainan). Jadi gen-gen kita sudah kurang kodenya. Kalau epigenetik kita yang menentukan. Jadi perilaku hidup kita yang menentukan."

Sehingga, lanjut Paisal, gaya hidup bisa memengaruhi perkembangan sel sperma melalui mekanisme epigenetik.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat sebagai salah satu cara mencegah azoospermia non obstruktif.

"Yang memengaruhi epigenetik ini macam-macam, bisa obat-obatan, makanan tidak sehat, makanan berlemak, dan sebagainya," tuturnya.

Selain itu, kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol juga menjadi salah satu penyebab azoospermia.

"Hindari stres karena bisa mempengaruhi mekanisme. Jadi sel kita itu bisa berubah karena pemikiran kita. Pemikiran kita itu bagus, maka formasi hormon, senyawa-senyawa di tubuh kita itu akan bagus semua. Sehingga mempengaruhi epigenetik juga," tambahnya.

Sedangkan paparan pestisida juga atau bahan kimia yang tidak terkontrol juga berpengaruh.(zahro)

Kategori :