Cek Linknya! Contoh Lelang Virginitas Memiliki Jerat Hukum yang Kuat dan Bisa Kena 2 Pelanggaran Sekaligus

Jumat 12-07-2024,12:08 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Dalam situs nikahsirri.com tertulis bahwa lelang perawan yang disebut memperebutkan "gadis yang masih suci" adalah bagian dari tradisi Nusantara. 

Berupaya meyakinkan pembaca, dicontohkan tradisi bukak-klambu di Jawa Tengah. 

Kisah bukak-klambu lantas diterangkan bisa dibaca dari karya salah seorang maestro sastra Indonesia, Ahmad Tohari dalam trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk (RDP).

Di titik ini, novel Ahmad Tohari tampaknya telah disalapahami. Kisah bukak-klambu sekadar jatuh sebagai tempelan, mengabaikan isi pokok yang membicarakan nestapa perempuan —Srintil si penari ronggeng— dalam cengkeraman tradisi seksual.

Dendam Perempuan

Dalam trilogi RDP terutama buku kedua Lintang Kemukus Dini Hari, pada Bab 4 diceritakan seorang saudagar dari desa terpencil Alaswangkal berniat mengundang Srintil untuk meronggeng sekaligus menjadi gowok. 

Dalam novel itu muncul dua anggapan. Di satu sisi gowok dianggap semata perempuan penjaja diri. Di lain sisi, kecantikan dan ketenaran Srintil sebagai ronggeng yang bersedia menjadi gowok ditanggapi sebagai tanda yang mampu menaikkan gengsi.

Srintil sendiri tak mengetahui persis arti "gowokan" sebab telah jadi adat lama yang dilupakan. Ketika gowok dirayakan kembali, adat lama yang berarti pula penyerahan keperjakaan seorang lelaki pada seorang gowok justru menjadi dalih pemakluman bagi Srintil untuk membalas dendam pada malam bukak-klambu.

Dendam di sini berarti, Srintil yang terpaksa menjual keperawanannya ingin membalas perbuatan orang lain sebab sakit hati dan terluka, atau singkatnya membayar tindak tercela orang lain yang telah merugikannya. Srintil yang terkena rudapaksa (pemaksaan) di masa silam sesungguhnya tetap berada di bawah tekanan mental yang berat, berulang-ulang, dan bertahan dalam jangka waktu lama. Pada satu titik, arus balik psikologis pun muncul dari ketegangan yang telah terlewati, mempengaruhi Srintil menuntut balas.

BACA JUGA:Jalani Beratnya Hidup! Pindah Agama, Nita Gunawan Diusir dari Rumah

BACA JUGA:Pecandu Judi Online dan Game Online Makin Banyak, Pemerintah Sediakan Rumah Sakit Khusus

Dari contoh penggalan kisah tersebut, tersirat pernyataan bahwa menjual keperawanan bagi seorang gadis tak akan berdampak baik-baik saja. Sebaliknya, keterpaksaan justru menyimpan bahaya laten, yakni pijakan pembenaran atau pengabsah atas tindakan destruktif di masa mendatang. Korban-korban yang melakukan tindakan secara terpaksa bisa melahirkan korban-korban lain agar pihak-pihak di luar dirinya merasakan kesengsaraan pengalaman mengerikan yang pernah ia alami.

Trend Lelang Virginitas di Media Sosial

Lelang Keperawanan sebenarnya merupakan tindakan tercela dan bisa terjerat hukum.

Kategori :