Dirga mengaku tergabung dalam aliansi mahasiswa UNM mulanya hendak berdialog dengan Rektor UNM, Prof Karta Jayadi terkait 5 persoalan di kampus, anatara lain sebagai berikut:
- Pertama adalah kewajiban membeli almamater bagi mahasiswa baru.
- Kedua, mengenai kewajiban kursus mahir dasar (KMD) Pramuka di Jurusan PGSD UNM,
- Ketiga, mengenai masalah SK peninjauan UKT.
- Keempat, mengenai iuran pengembangan institusi (IPI) di jurusan/ fakultas kedokteran,
- Kelima, mengenai website pendaftaran ulang mahasiswa baru yang error.
VIDEO CEKCOK DOSEN VS MAHASISWA DI UNM GARA-GARA ALMAMATER
"Itu sebenarnya 5 hal yang mau kami bicarakan ke rektor secara baik-baik. Bukan secara yang dituduhkan ke kami, mengacau, memprovokasi dan segala macam. Kita hanya meminta kesediaan rektor untuk berdialog baik-baik," jelasnya.
Dirga mengaku awalnya meminta penjelasan ke rektor jika ada mahasiswa baru yang tidak mampu beli almamater. Sementara menurut kebijakan kampus, kata Dirga, mahasiswa yang tidak membeli almamater, tidak bisa mendaftarkan nomor induk mahasiswanya.
"Kami mau meminta kebijakan bagi mahasiswa yang tidak mampu beli almamater baru dengan alasan punya almamater sebelumnya. Kalau harganya Rp 250 ribu termasuk dengan dasi warna hitam," kata Dirga.
"Diwajibkan, karena ada SK-nya bahwa wajib untuk punya almamater. Ditambah lagi ada akun official UNM untuk mahasiswa baru menginstruksikan kalau mau stempel NIM harus ada kuitansi pembelian almamater," sambungnya.
Saat itu lanjut Dirga, Rektor UNM sempat mempertanyakan dan meminta menunjukkan bukti jika ada mahasiswa baru yang keberatan akan kebijakan tersebut. Namun tidak lama kemudian oknum dosen datang dan menyebutnya sebagai provokator.
BACA JUGA:Suami Bunga Citra Lestari Tiko Aryawardhana Penuhi Panggilan Polisi, Mantan Istrinya Datang Juga Loh
BACA JUGA:PT KAI Tebar Diskon 'Juleha' hingga 20 Persen Khusus Juli 2024, Cek Rutenya!
"Saya dituduh seperti pada video, dituduh provokasi, dituduh calo, sambil dorong sama beberapa orang. Saya juga tidak tahu apakah dosen atau apa, tiba-tiba rektor datang kembali mendekat minta berkas hasil kajian saya bawa pada saat itu sembari dia meminta KTM (kartu tanda mahasiswa) ke saya," papar Dirga.
Insiden itu membuat Dirga heran. Dia memastikan bakal melakukan konsolidasi mengkaji perlakuan oknum dosen tersebut.
"Hanya mau ngomong baik-baik tapi tidak tahu kenapa tiba-tiba disentimen seperti itu, jadi kami bingung sebenarnya kenapa kami sampai diperlakukan seperti itu oleh pihak UNM sendiri," jelasnya.
Sementara itu, pihak Rektor UNM juga memiliki rasa heran atas sikap publik merespons kejadian tersebut.