Insinyur Google yang Tak Dukung Proyek Nimbus, Dipecat!

Kamis 06-06-2024,16:27 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

Proyek senilai USD 1,2 miliar ini menyediakan layanan Cloud untuk pemerintah Israel, terutama militer mereka.

Kesepakatannya sudah ditandatangani pada 2021 lalu dengan tujuan utama untuk memasok militer Israel dengan teknologi canggih termasuk AI atau lebih kita kenal dengan sebutan Kecerdasan Buatan.

 

Nantinya, alat-alat mutakhir ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan militer, salah satunya pengumpulan data intelijen.

Meski tidak dirinci seperti apa teknologi canggih yang dibuat Google dan Amazon ini dijalankan, dokumen internal yang diperoleh oleh The Intercept menyebutkan layanan Cloud tersebut akan memberikan Israel kemampuan untuk mendeteksi wajah, melacak objek, dan analisis sentimen yang diklaim mampu menerjemahkan perasaan seseorang lewat gambar, ucapan, dan tulisan.

BACA JUGA:Kejam! Warga Israel Injak-injak Kardus Indomie untuk Bantuan Warga Palestina di Gaza

Surat terbuka yang ditulis oleh anonim yang mengatasnamakan karyawan Google dan Amazon di The Guardian menyebut Project Nimbus adalah teknologi berbahaya yang dijual kepada militer dan pemerintah Israel. 

Teknologi ini, kata mereka, dibangun untuk mendiskriminasi dan pengusiran sistematis yang dilakukan militer dan pemerintah Israel secara kejam bagi warga Palestina.

“Teknologi ini memungkinkan pengawasan lebih lanjut dan pengumpulan data yang melanggar hukum mengenai warga Palestina, dan memfasilitasi perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina,” tulis mereka.

“Kami tidak melihat ke arah lain, karena produk yang kita buat digunakan untuk mengabaikan hak-hak dasar warga Palestina, memaksa warga Palestina keluar dari rumah mereka, dan menyerang warga Palestina di Jalur Gaza.”

Bagaimanapun, Project Nimbus telah menuai protes keras dari berbagai pihak, bahkan dari karyawan Google dan Amazon sendiri sebagai pengembang teknologi tersebut. 

Kategori :