JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Penyerangan Israel ke Palestina, diakui oleh banyak negara di dunia bukan lagi sekedar agresi militer saja.
Tetapi sudah mengarah pada hal genosida atau pemusnahan massal.
Belakangan ini, di media sosial instagram, terdapat suatu postingan protes yang dilakukan oleh salah satu insinyur Google yang tidak ingin mendukung hal itu.
Dikutip dari channel Instagram, @seputar game, Google telah memecat seorang engineer (insinyur) Cloud yang menyela Barak Regev, Direktur Pelaksana Bisnis Google di Israel, saat berpidato di sebuah acara teknologi Israel di New York.
"Saya seorang insinyur perangkat lunak Google dan saya menolak membangun teknologi yang mendukung genosida atau pengawasan," kata insinyur tersebut dengan lantang, menurut laporan CNBC global.
BACA JUGA:Nicholas Saputra Jadi Brand Ambassador Susu Pro Israel, Netizen: Mikir
BACA JUGA:Prabowo Bertemu Presiden Ukraina Zelenskyy Bahas Israel
Saat diseret oleh petugas keamanan di tengah cemoohan pengunjung.
Dia terus berbicara dan merujuk pada Project Nimbus.
Nimbus adalah kontrak senilai USD 1,2 miliar yang dimenangkan Google dan Amazon untuk memasok AI dan teknologi canggih lainnya kepada militer Israel.
Tahun lalu, sekelompok karyawan Google menerbitkan surat terbuka yang mendesak perusahaan untuk membatalkan Proyek Nimbus, selain menyerukan “kebencian, pelecehan dan pembalasan” yang diterima pekerja Arab, Muslim, dan Palestina di dalam perusahaan.
Mengenal Project Nimbus, Proyek Perang Israel di Gaza yang Didukung Google
Project Nimbus adalah proyek kerja sama pemanfaatan teknologi AI yang disepakati oleh Militer Israel (IDF) dan Google serta beberapa perusahaan teknologi Barat seperti Amazon.