Total Korban Keracunan Bertambah Jadi 93 Orang dan 1 Meninggal Dunia, Pemkot Bogor Tetapkan KLB

Selasa 04-06-2024,16:42 WIB
Reporter : Adi Wirman
Editor : Gatot Wahyu

BOGOR, RADARPENA.CO.ID -  Pemerintah Kota Bogor menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus keracunan yang menimpa puluhan warga di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. 

Penetapan KLB sendiri dilakukan setelah korban keracunan yang diduga dari makanan bertambah terus. 

Saat ini korban keracunan diduga dari makanan telah memcapai 93 korban, satu diantaranya meninggal dunia. 

“Ada penambahan 19 orang, sekarang total 93 orang. Mudah mudahan tidak bertambah lagi,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah saat melakukan meninjau pasien di Puskesmas Cipaku, Selasa 04 Juni 2024. 

Syarifah mengatakan, pasien yang diduga mengalami keracunan makanan harus mendapatkan penanganan intensif karena menurutnya sudah masuk status Kejadian Luar Biasa (KLB). 

“Statusnya KLB, penanganan harus intensif. Jadi ambulan tidak boleh susah kemudian petugas harus sedia, obat-obatan harus ada. Jika kasurnya kurang itu harus ditambah, petugasnya kurang pun harus ditambah,” tandas mantan Kepala Bappeda Kabupaten Bogor itu.

BACA JUGA:

Adapun beberapa pasien sudah dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan Elektrokardiogram (EKG). Hal itu lantaran pihaknya tidak ingin kecolongan lagi dengan adanya pasien yang meninggal dunia setelah mengonsumsi makanan tersebut. 

“Jadi dilihat Elektrokardiogram (EKG) nya, kalau kondisinya sudah seperti itu ya dirujuk, tetapi kalau yang masih ada ditangani oleh puskesmas ya ditangani puskesmas,” imbuhnya.

Menurut Syarifah, dari data yang diterimanya, pihak yang menggelar haul tersebut menyediakan 85 nasi box. 

“Jadi mereka itu bikin nasi box 85, kemudian sisanya dibuatkan rantang dan dibagikan kepada warga. Tetapi yang dihitung 93 sekarang ini. Jadi satu box itu dimakan bertiga oleh keluarganya, dan mereka kena juga,” ucapnya.

Dari hasil wawancara, dugaan sementara warga yang keracunan itu dari jenis makanan telur balado yang dirasa sudah asam atau basi. Tetapi pihaknya juga akan memastikan secara medis dari hasil pases setelah.

“Dugaan sementara dari hasil wawancara itu adalah telur balado, dari bumbunya sudah mulai basi, rasanya sudah asam. Tapi untuk memastikan secara medis itu hasillah, dari hasil peses setelah muntahan diperiksa ke LBLK Jakarta. Secara medisnya itu kami masih menunggu, mengandung bakteri apa dan sebagainya. Hasilnya itu keluar dua hari, nanti kami follow up lagi,” tandasnya.

Kategori :