Dianggap Sesat dan Memecah Belah! Rencana Tur Dakwah Zakir Naik ke Indonesia Tuai Pro-Kontra

Kamis 23-05-2024,13:25 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

"Ancaman terkuat bagi agama-agama hari ini bukanlah agama yang lain, tapi ateisme. Banyak orang belakangan ini yang meninggalkan agamanya diam-diam bukan untuk pindah agama, tapi karena tidak percaya lagi adanya Tuhan," ujar Islah.

"Kalau pak Zakir itu memang betulan pinter, mending suruh nulis buku untuk ngelawan "Big Bang Theory"-nya Stephen Hawking dan "God Delusion"-nya Richard Dawkins saja," gugat Islah.

"Berpuluh-puluh juta jilid buku mereka dibaca oleh generasi muda di seluruh dunia yang membuatnya lebih meyakini ateisme. Tidak terkecuali pemuda-pemudi Muslim di Asia Selatan, Tenggara dan Timur Tengah," kata Islah.

Menurut Islah jika hanya pintar mencari celah kesalahan agama lain, maka itu namanya adalah serakah.

BACA JUGA:Meninggal Dunia Dikeroyok Tergolong Mati Syahid? Berikut Penjelasan Buya Yahya

"Kalau kerjaannya hanya mencari celah kesalahan agama orang lain - yang juga percaya adanya Tuhan - bukan pinter namanya, tapi serakah. Kalau memang cerdas dan logis seharusnya tidak akan menjadikan Tuhan sebagai obyek sengketa," papar Islah.

 

Sosok yang Terkesan Sombong Mengenai Agama

Ulama sekaligus pakar perbandingan agama Dr Zakir Naik pernah membeberkan rahasia selalu menang debat melawan pendeta. Menurut Zakir, kuncinya adalah menguasai kitab suci Injil.

Hal itu dikatakan Dr Zakir Naik saat bersilaturrahmi dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, pada 2017 lalu.

Zakir Naik selalu memenangkan debat melawan tokoh agama lain di beberapa negara, seperti India dan Amerika karena dia tidak hanya menghafal Alquran dan Hadits, tapi juga menguasai kitab suci agama lain.

 

Menurutnya, di dunia dakwah seorang dai atau penceramah harus berani menyampaikan kebenaran. 

Bahkan, dia menganjurkan seorang dai harus menguasai 100 ayat dalam injil agar bisa berdebat dengan tokoh sekelas Paulus.

“Kita harus menguasai Injil agar mampu berdebat dengan orang-orang non muslim,” ujar Zakir Naik di Gedung MUI, Jakarta Pusat.

Kategori :