"Terus saya telepon HP punya baru tadi bilang anak saya beneran tadi yang telepon iya katanya tapi saya lagi di rumah sakit saya nggak di lokasi," ungkapnya.
Meskipun dia tidak berada di lokasi kejadian, dia bersyukur bahwa anaknya masih bisa berkomunikasi dengannya. Kisah pilu ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam setiap perjalanan, serta pentingnya mendengarkan firasat dan pertanda yang mungkin terjadi sebelumnya.
"Pas waktu mau berangkat kan bilang mah aku otw dari vila, gitu ya. Pas lanjut mau pulang bilang aku mau ke Tangkuban perahu, tapi mobilnya enggak nanjak, gitu," ungkap salah seorang murid, merujuk pada firasat yang muncul sebelum kecelakaan terjadi.
BACA JUGA:
- Kemenhub: Bus yang Bawa Rombongan SMK Lingga Kencana Tak Ada Izin Angkutan
- Lebih Bagus Mana Pertamax 92 dengan Pertamax Green 95, Ini Penjelasan Pertamina
Evakuasi dilakukan dengan dua kendaraan derek dan satu unit truk pengangkut galon air mineral. Korban meninggal kecelakaan bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Cianter, Subang, kembali bertambah.
Kecelakaan terjadi pada Sabtu petang, 11 Mei 2024, di mana hingga pukul 22:50 WIB jumlah korban tewas kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar 11 orang dari awalnya 9 orang.
Sedangkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, bus pariwisata yang mengalami kecelakaan maut di Subang Jawa Barat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023 lalu.