Natasha Surya Bagikan Tips Cara Mengubah ASI Jadi Bubuk: Awet hingga 3 Tahun

Sabtu 11-05-2024,16:48 WIB
Reporter : Nezar
Editor : Dery Sutardi

Selain itu, metode freeze drying juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. 

Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI. 

"Dengan demikian maka risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman. Khususnya pada saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze dryed ASI sebelum dikonsumsi bayi," ujarnya.

BACA JUGA:Shin Tae-yong Masih Geram dengan Wasit di Laga Indonesia vs Guinea, Ini Jejak Hitam Francois Letexier

Dr Naomi menuturkan, bahwa sudah sejatinya menyusui dan memerah ASI untuk bayi mungkin terasa melelahkan.

Situasi ini pun dapat dimengerti bila ibu ingin mencari cara termudah untuk memastikan bayi tetap memperoleh ASI. 

Hanya saja, menyusui langsung dari payudara ibu sangat direkomendasikan.

"Agar dapat terjalin kontak erat antara ibu dan bayi, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan orangtua-anak. Menyusui bukan sekadar memberikan ASI,” tuturnya,

Lebih lanjut, dr Naomi menjelaskan jika Metode freeze drying ASI dianggap memiliki potensi untuk meringkas ruang penyimpanan dan mungkin lebih praktis untuk pemberian ASI di saat bayi tidak bersama ibu.

"Metode ini adalah temuan yang masih sangat baru. Hingga kini belum ada pembuktian lengkap melalui riset ilmiah dan tidak ada rekomen dari organisasi kesehatan," ucapnya. 

Dengan demikian, Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia memperingatkan kepada semua pihak agar tidak gegabah mempromosikan atau memberikan freeze-dryed_ASI kepada bayi.

Apalagi bayi dengan kondisi medis tertentu seperti prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.

"Zat aktif yang menjadi keunggulan ASI hilang dalam proses freeze drying. Apalagi produk susu bubuk ini tidak steril proses pembuatannya. Ditambah adanya risiko multiplikasi bakteri selama penyimpanan," tandasnya.

 

Kategori :