- Di Jawa sebanyak 102 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian I-III.
- Di Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 10 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian I-III.
- Di Sulawesi sebanyak 2 ZOM akan terjadi awal musim kemarau di Mei 2024 dasarian II-III.
Hal tersebut terjadi karena posisi semu Matahari pada bulan April berada dekat sekitar khatulistiwa dan menyebabkan suhu udara di sebagian wilayah Indonesia menjadi relatif cukup terik saat siang hari.
BACA JUGA:Prabowo Ucapkan Selamat Hari Buruh, Doakan Makin Sejahtera dan Bersatu
Menurut BMKG, fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan heat wave (gelombang panas), karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda, di mana hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari sehingga dapat terjadi berulang dalam setiap tahun.
Berikut ini adalah solusi yang bisa digunakan untuk mengatasi kekeringan:
- Membangun atau melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi.
- Pembuatan waduk buatan di beberapa daerah.
- Memelihara dan melakukan rehabilitasi terhadap konservasi lahan maupun air.
- Melakukan sosialisasi untuk penghematan air.
- Reboisasi hutan dan penghijauan di area pemukiman warga maupun di jalan besar.
Nah, itulah beberapa langkah dan solusi dalam menghadapi kemarau panjang.
Kita juga memerlukan setiap langkah preventif lain yang kiranya bisa disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.
Koordinasi dengan pemerintah pusat juga perlu untuk dilakukan oleh pemerintah daerah.
Sehingga tiap-tiap daerah di masing-masing provinsi tidak sampai mengalami krisis.
Sebagai rencana jangka panjang, perlu bagi pemerintah pusat untuk segera susun.
Misalnya dengan mencetak dan menyusun skema pendidikan teknik pengolahan air laut.