BANDUNG, RADARPENA.CO.ID- Harga komoditas bawang merah di sejumlah pasar tradisional di wilayah Priangan Timur termasuk di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat merangkak naik menembus Rp80 ribu per kilogram.
Kenaikan tersebut, banyak dikeluhkan konsumen yang merasa keberatan dengan kembali meroketnya harga bawang merah di pasaran.
Seperti diungkapkan Nining (55) Warga Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
BACA JUGA:HKN 2024: Konsemen Harus Berani Sampaikan Keluhan saat Tak Puas Gunakan Layanan
Menurutnya, kenaikan harga bawang ini terbilang mendadak pasalnya, pasca lebaran kemarin harga bawang merah sempat turun ke harga Rp40 ribu per kg, namun kini sudah kembali naik mencapai 2 kali lipat.
"Kami kaget harga bawang merah sekarang ini di pasaran telah menembus angka Rp80 ribu per kg, dan sebelumnya usai Lebaran menurun masih di angka Rp40 ribu tapi dengan kondisi sekarang hanya bisa membeli sedikit meski itu hanya digunakannya untuk kebutuhan masak," katanya, Rabu 24 April 2024.
Nining berharap ada langkah strategis yang dilakukan pemerintah agar kenaikan harga ini tidak semakin memburuk.
"Kami meminta agar pemerintah daerah agar melakukan berbagai langkah strategi supaya harga bawang merah di pasar kembali normal. Karena, kenaikan yang terjadi telah membuat masyarakat kebingungan termasuk pedagang warung nasi setiap harinya memakai bawang merah dan mudah-mudahan harganya kembali normal," ujarnya.
BACA JUGA:Wakil Ketua DPRD Jakarta Unggah Foto Starbuck di Mekkah, Netizen: Ini Anggota Dewan? Sombong Sekali
Sementara itu, pedagang bawang merah di Pasar Cikurubuk, Dadang (57) mengatakan, kenaikan harga bawang merah disebabkan pasokan dari sentra bawang yang berasal di luar daerah masih terbatas sementara permintaan meningkat.
Kenaikan bawang merah yang terjadi di pasar tradisional sekarang ini telah menembus Rp80 ribu per kg dari harga jual semula Rp30 hingga 40 ribu per kg.
"Kami mendapat pasokan bawang merah dari luar daerah (Brebes) biasanya 1 kwintal, tetapi untuk sekarang hanya dapat kiriman 50 kg dan dengan pengiriman terbatas membuat harga tinggi. Permintaan masyarakat usai Lebaran ini tinggi, tapi kebutuhan yang ada berkurang disebabkan karena banyak petani malah menunda masa panen mengingat curah hujan masih tinggi," paparnya.