JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Belakangan ini viral di media sosial terkait isi ceramah dari Pendeta Gilbert Lumoindong yang menyindir wudhu dan zakat orang Islam dalam khotbahnya. Kejadian ini viral di media sosial.
Dalam khotbah itu, Pendeta Gilbert menyinggung umat Islam membayar zakat sebesar 2,5 persen, sementara umat Kristen diminta memberikan 10 persen. Pendeta Gilbert kemudian menghubungkan praktik zakat yang berbeda tersebut dengan kewajiban ibadah umatnya.
Menurutnya, zakat yang lebih besar dalam agama Kristen membuat umatnya tidak perlu repot bergerak dalam ibadah, sementara umat Islam harus rajin melakukan salat karena hanya diwajibkan membayar zakat sebesar 2,5 persen.
Hal itu pun langsung memicu kemarahan umat islam hingga akhirnya sang tokoh agama meminta maaf secara terbuka. Melansir dari berbagai sumber, berikut ini merupakan profil dan riwayat pendidikan pendeta Gilbert Lumoindong.
BACA JUGA:
- Westlife Gelar Konser 'With Love Tour' di Yogyakarta Juni 2024, Simak Harga Tiketnya!
- Nikita Mirzani Ngaku Alami Kekerasan Mental dan Fisik Dari Eks Pacar Rizky Irmansyah
- Simak Pasangan Zodiak yang Tidak Berjodoh, Sering Konflik saat Menjalin Hubungan Asmara
Biografi Pendeta Gilbert Lumoindong
Gilbert Emanuel Lumoindong ini lahir di Jakarta pada 26 Desember 1966, yang berarti saat ini usianya 57 tahun.
Dia merupakan seorang pemeluk agama Kristen Protestan yang taat. Ia dikenal sebagai Gembala Sidang GBI Glow Fellowship Centre dan Ketua Departemen Pekabaran Injil Badan Pengurus Pusat Sinode Gereja Bethel Indonesia.
Saat kecil, Gilbert pernah mengidap sakit saraf pada otak hingga menginjak usia yang ke-10.
Setelah sembuh, ia pun menyerahkan diri sepenuhnya untuk menjadi hamba Tuhan dalam pelayanan pastoral. Ketika memasuki usia ke-17, Gilbert sudah aktif berkhotbah di berbagai organisasi pemuda Kristen.
Pada usia 17 tahun, dia mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen. Setelah itu, Gilbert melanjutkan pendidikannya di Lembaga Pendidikan Teologi Indonesia dan berhasil lulus dengan diploma pada 1990.
Kemudian, dia melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai ketua di Gospel Overseas di bawah pimpinan John Hartman dari tahun 1993 hingga 1997.
Ia juga menjadi bagian dari jemaat di Gereja Tiberias Indonesia sebelum memutuskan untuk mendirikan GL Ministry pada tahun 1998.
Bersama istrinya, Reinda M. Lumoindong ia juga pemimpin sidang Jemaat pada Gereja Bethei Indonesia, Glow Fellowship Centre, di Jakarta.
Di bawah penggembalaannya, dia memimpin lebih dari 18000 jemaat yang memiliki visi "Menegakkan Kerajaan Allah Dalam Kebenaran dan Kasih."