JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Berlimpah nya beras SPHP di pasar ternyata mulai mendapatkan penolakan dari perkumpulan penggilingan padi dan pengusaha beras Indonesia (PERPADI).
Menurut Wakil Ketua Perpadi Jakarta Billy Haryanto, saat ini petani mulai memasuki musim panen. Jika distribusi beras SPHP ke pasar tidak dihentikan maka akan berdampak pada harga gabah di petani.
"Kita maunya di setop beras SPHP, karena sudah panen raya," Kata Billy kepada wartawan, Minggu 31 Maret 2024
Billy mengatakan pihaknya telah meminta Badan Pangan Nasional agar memerintahkan Perum Bulog menyetop distribusi SPHP.
"Saya sudah minta untuk disetop kepada Bapanas Kasihan petani harga gabah biar nggak jatuh," Jelasnya lebih lanjut.
BACA JUGA:Update Harga Pangan 31 Maret 2024: Akhir Bulan Beras, Bawang, Telur Ayam dan Minyak Goreng Turun
Sementara itu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis panen raya mendatang dapat menghasilkan produksi yang cukup baik.
Ia mengatakan berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton.
Andi mengatakan bahwa angka itu berada di atas kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton dan pada bulan tersebut akan terjadi surplus sekitar 970 ribu ton.
BACA JUGA:Pendaftaran Akpol Dibuka, Ini Syarat dan Proses Seleksinya
"Masa tanam padi berjalan maksimal di sejumlah wilayah. Kami sudah keliling ke 13 provinsi, itu sudah serempak tanam. Artinya tiga bulan ke depan kita akan panen, Maret-April itu puncak panen”, Ujar Andi.
Sampai berita ini ditulis belum ada tanggapan dari Bapanas terkait permintaan dari Perpadi untuk men-stop distribusi beras SPHP di masyarakat. (Bianca Chairunisa)