Kelakar Jokowi soal Harga Beras: Kalau Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Saya Dimarahi Ibu-ibu!

Senin 18-03-2024,06:19 WIB
Reporter : Dery Sutardi
Editor : Dery Sutardi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Presiden Jokowi mengungkapkan saat ini pemerintah tengah dilema dalam menjaga keseimbangan harga beras.

Menurutnya, di satu sisi, petani meminta harga tinggi untuk keuntungan lebih, sedangkan konsumen, khususnya ibu-ibu, membutuhkan harga yang terjangkau.

"Kita ini sulit, kalau harga beras turun, saya dimarahi petani, tapi kalau beras naik, saya dimarahi ibu-ibu," kata Jokowi, Minggu, 17 Maret 2024.

BACA JUGA:Kemenhub Prediksi Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Capai 193,6 Juta Orang, Paling Banyak ke Jawa Tengah!

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, tidak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mencapai 270 juta orang. 

Terlebih, pemerintah diharuskan memenuhi kebutuhan beras tahunan sebanyak 31 juta ton di tengah perubahan iklim.

"Tapi kalau produksi petani dari petani banyak ya kita tenang. Tapi begitu kayak kemarin, musim keringnya panjang, ini nanti pasti nanamnya mundur atau basahnya terlalu, hujannya terlalu lebat, ada yang kena banjir," jelasnya.

BACA JUGA:PT KAI Tebar Diskon Besar-besaran untuk Pembelian Tiket Mudik Lebaran 2024: Kelas Eksekutif Mulia Rp200 Ribu!

Selain itu, Jokowi menyebut keragaman geografis Indonesia yang tersebar di 17 ribu pulau, sehingga menimbulkan kompleksitas dalam distribusi dan penanganan pangan di seluruh Tanah Air.

"Inilah negara Indonesia yang sangat besar, sangat besar. Kalau negara lain penduduknya 10 juta, 20 juta lebih mudah, kita 270 juta tersebar di 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Inilah Indonesia," ucap Jokowi.

BACA JUGA:Hasil Final All England 2024: Sikat Habis Anthony Ginting, Jonatan Christie Raih Gelar Juara!

Jokowi turut mengatakan bantuan beras yang telah diberikan sejak Januari tersebut akan terus berlanjut hingga Juni mendatang. Namun, keberlanjutan bantuan tersebut akan bergantung pada ketersediaan anggaran negara.

"Nanti kalau APBN-nya memungkinkan setelah Juni akan dilanjutkan tapi saya nggak janji, janjinya hanya sampai yang Juni. Nanti saya lihat lagi APBN kira-kira cukup, diteruskan," tutur Jokowi. (Anisha Aprilia)

 

Kategori :