Mengenal 4 Pemicu Bunuh Diri: Aksi Mengakhiri Hidup Ini Tantangan Kesehatan Masyarakat yang Kritis

Kamis 14-03-2024,08:19 WIB
Reporter : Puspa Sari Dewi
Editor : Putri Indah

Kesedihan yang mendalam akibat hal-hal ini seringkali tidak kunjung reda, memunculkan gangguan psikis seperti stres dan depresi. 

BACA JUGA:

Ketika stres berkembang menjadi depresi, pola pikir untuk mengakhiri hidup bisa muncul sebagai jalan keluar yang tragis. 

3. Gangguan Tidur

Tidur memegang peran penting dalam memperbaiki kerusakan dan menjaga fungsi otak. Orang dengan gangguan tidur yang berkepanjangan rentan mengalami cedera otak serius yang sulit diperbaiki. 

Gangguan tidur juga menjadi faktor kunci dalam kesehatan mental, mengarah pada pola pikir dan perilaku bunuh diri. 

Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan kimia otak yang mengatur suasana hati dan stres, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. 

4. Perasaan Terisolasi

Isolasi sosial adalah kondisi yang dapat meningkatkan risiko pemikiran dan tindakan bunuh diri. Seseorang yang menjauhkan diri dari kehidupan sosial cenderung merasakan kesepian, putus asa, dan kehilangan harapan. 

Kehilangan koneksi emosional dan dukungan sosial membuat mereka sulit mengatasi kesulitan hidup. Isolasi juga membuat seseorang rentan terhadap pemikiran negatif tentang diri sendiri dan masa depan. 

Pada titik tertentu, perasaan hopeless dan putus asa menjadi dominan, karena kurangnya pegangan hidup dan makna. Faktor-faktor seperti nilai-nilai sosial dan agama juga berkontribusi pada perasaan ini. 

BACA JUGA:

Bunuh diri merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang kritis. Dengan intervensi yang sesuai, tepat waktu, dan berdasarkan bukti, bunuh diri dapat dicegah dengan biaya rendah. 

Strategi pencegahan bunuh diri yang efektif memerlukan pendekatan multisektoral yang komprehensif. 

Hal ini melibatkan kolaborasi antara sektor kesehatan, pendidikan, pekerjaan, sosial, dan lainnya untuk memberikan dukungan holistik kepada individu yang berisiko bunuh diri.

 

Kategori :