Ketua PBNU Angkat Bicara soal Tewasnya Santri di Ponpes Al-Hanaffiyah Kediri

Jumat 01-03-2024,05:14 WIB
Reporter : Dery Sutardi
Editor : Dery Sutardi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID -  Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan, Prof. Mohammad Mukri, turut prihatin dan sangat kecewa atas kejadian kekerasan yang terjadi di Pondok Pesantren (ponpes) Al-Hanifiyah, Kediri, Jawa Timur.

"Saya sebagai ketua PBNU yang menangani bidang pendidikan turut berbelasungkawa. Sangat menyayangkan," ujarnya kepada Disway Grup, Kamis, 29 Februari 2024.

Menurutnya, Polisi harus segera bertindak dengan tegas. Dan menjadikan kasus itu sebagai sebuah pembelajaran, agar kedepannya tidak terulang.

BACA JUGA:4 Senior Santri di Kediri Aniaya Junior hingga Tewas

"Karena ini udah menyangkut nyawa orang, apapun alasannya ini adalah perbuatan kriminal," tuturnya.

Oleh karena itu, Pria kelahiran 16 April 1959 menegaskan, bahwa Pondok Pesantren harus lebih tertib dan disiplin dalam mengawasi para santri. Bukan hanya ponpes, tapi juga di semua lembaga pendidikan.

Misal dengan melakukan bimbingan yang bersifat menertibkan atau berbentuk pencegahan, agar siswa segan untuk melakukan tindak kekerasan.

"Jika dibawah perkumpulan Nahdlatul Ulama khusunya pondok pesantren itu kan ada yang namanya Rabithah Ma'ahid al Islamiyah (RMI). Yang bertugas melaksanakan kebijakan Nahdatul Ulama di bidang pengembangan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan," tuturnya.

Seperti yang diketahui, RMI berfungsi sebagai katalisator, dinamisator, dan fasilitator bagi pondok pesantren menuju tradisi mandiri dalam orientasi menggali solusi-solusi kreatif untuk Negeri.

BACA JUGA:KPAI Desak Kemenag Usut Tuntas Kasus Kematian Santri di Pesantren PPTQ Al Hanifiyah

Lebih lanjut. Pria Alumni Pesantren Krapyak Yogyakarta itu mengatakan, pihak ponpes juga dapat menerapkan sitem pendidikan Nahdatul Ulama (Sisdik NU) untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar pelajar/santri secara aktif mengembangkan potensi dirinya berlandaskan mabda’ Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.

"Tidak ada kata maaf, jadi pihak kepolisian harus mengambil tindakan dengan cepat," kata Mukri.

"Untuk Presiden yang akan datang, saya harap Pondok Pesantren harus mendapatkan perhatian khusus," harapnya. (Candra Pratama)

 

Kategori :