Mengenal Sindrom Kardiometabolik dan Efeknya Bagi Kesehatan

Minggu 25-02-2024,22:32 WIB
Reporter : Iksan Agus A.
Editor : Dery Sutardi

JAKARTA,RADARPENA,CO.ID - Kardiometabolik atau sindrom kardiometabolik adalah konstelasi disfungsi metabolik serta ditandai dengan resistensi insulin dan gangguan glukosa, dislidemia aterogonik, hipertensi dan adipositas - abdominal.

Dosen Pendidik Klinis Program Studi Ilmu Penyakit Dalam FKUI Dr. Dono Antono Sp PDKKV mengatakan konstelasi disfungsi metabolik yang ditandai dengan resistensi insulin dan gangguan tolerasi glukosa, dislipidemia aterogenik, hipertensi dan adipositas-abdominal.

''Nama lain sindrom kardiometabolik adalah sindrom resistensi insulin, sindrom X dan sindrom Reaven dan sindrom beer belly, ''ujarnya dikutip dari drdoonoantonopdkkv.com.

BACA JUGA:Breaking News: Gempa Bumi Goncang Bayah Banten Berkekuatan 5.7 Magnitudo, Terasa hingga Jakarta

BACA JUGA:Jumlah Pekerja Migran Indonesia di Kuwait Tembus 6.100, Mayoritas di Sektor Perminyakan dan Kesehatan

Sindrom kardiometabolik telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Amerika Serikat dan banyak negara lain di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat.

Prevalensi sindrom kardiometabolik meningkat secara linier seiring dengan usia dari 7% pada mereka yang berusia 20-29 tahun hingga 45% pada mereka yang berusia 60 tahun ke atas

Dari data, National Health and Nutrion Examination Survey (NHANES) disebutkan prevalensi semakin meningkat baik pada perempuan dan laki-laki pada semua umur. 

Bagaimana hal ini bisa terjadi, Berikut 5 hal penjelasan mengenai patofisiologi sindrom kardiometabolik.

1. Metabolisme asam lemak

Pelepasan asam lemak bebas yang berlebihan dari jaringan adiposa ke dalam plasma dan peningkatan konsentrasi asam lemak bebas dalam plasma tersebut dapat menganggu kemampuan insulin untuk  merangsang pengambilan glukosa otot dan menekan hati produksi glukosa. 

2. Jaringan adiposa abdomen

Massa lemak abdomen yang berlebih, terutama lemak viseral (intraperitoneal), berhubungan dengan resistensi insulin. Namun, tidak diketahui dengan pasti apakah lemak viseral menyebabkan insulin resistensi atau hanya dikatikan dengan resistensi insulin.

Lemak visceral mewakili komponen massa lemak tubuh total. Data dari studi yang menggunakan pelacak isotop untuk  menilai metabolisme lemak visceral in vivo pada subyek obesitas ditemukan lebih kurang 20% asam lemak bebas dikirim ke hati dan lebih kurang 15% asam lemak bebas di kirim ke otot rangka diturunkan dari liposis ke lemak visceral.

Oleh karena itu, lemak visceral dapat berkontribusi pada resistensi insulin hepatik.

Kategori :