Banyak yang dibicarakan tentang Brigade Shejaiya pimpinan Al-Qassam, salah satu kelompok Perlawanan Palestina yang paling terlatih dan siap tempur habis-habisan.
Seperti Brigade Al-Shati dan Brigade Jabaliya, Brigade Shejaiya sebagian besar terdiri dari pasukan Nukhba, unit elit Al-Qassam.
Hal ini menjelaskan banyak tentang pertempuran sengit yang terjadi di lingkungan tersebut. Penjelasan lain adalah bahwa Shejaiya paling menderita selama pemberontakan dan pemberontakan sebelumnya.
BACA JUGA:Kibarkan Bendera Israel di NKRI Perbuatan Ilegal, Ini Peraturannya
Terutama selama Intifada Pertama tahun 1987, yang memperkuat budaya perlawanan di antara penduduknya. Namun cerita ini lebih dari sekedar genosida yang sedang berlangsung di Gaza dan kebrutalan tentara Israel.
Kisah Shejaiya adalah kisah yang bermula pada sejarah, menghubungkan masyarakat di seluruh wilayah tersebut, seperti Arab, Kurdi, Turkmenistan, Muslim, Kristen, dan Yahudi.
Hal ini menonjolkan pentingnya sejarah dalam cara masyarakat Palestina, secara kolektif, memandang diri mereka sendiri dan Perlawanan mereka yang gagah berani melawan para penjajah.
Ketika Israel mengklaim bahwa satu-satunya ‘solusi’ terhadap Gaza adalah dengan menggusur dan mengusir warga Palestina, mereka tampaknya tidak memiliki banyak pengetahuan tentang sejarah tersebut.
Jika rezim kolonial Israel mengetahui para pejuang muda Shejaiya itu adalah keturunan dari pasukan besar yang telah mengalahkan Tentara Salib, melawan Perancis dan Inggris, mereka akan terdiam lama sebelum berpikir Shejaiya akan jatuh dalam sehari, seminggu, atau seribu tahun.